Jakarta -
Ketum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al Washliyah (PP GPA) Aminullah Siagian menyampaikan apresiasi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beserta seluruh jajaran kepolisian yang berhasil mengembalikan situasi Jakarta aman usai demonstrasi berujung ricuh pada Agustus 2025 lalu. Ia menilai Polri semakin matang dalam menjalankan tugas memelihara kamtibmas.
"Keberhasilan aparat kepolisian dalam mengelola dinamika aksi massa secara humanis dan proporsional menunjukkan bahwa Polri semakin matang dalam menjalankan tugas-tugas pemeliharaan keamanan dalam negeri," kata Aminullah dalam keterangannya, Selasa (16/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo dalam menangani dugaan pelanggaran prosedur yang dilakukan oknum anggotanya. Ia menilai proses penanganan terhadap kasus polisi yang menabrak pengemudi ojek online berlangsung transparan dan memberi kepastian hukum.
"Kami juga mengapresiasi langkah transparan dan responsif yang diambil oleh Polri dalam mengusut insiden yang menimpa seorang pengemudi ojek online (ojol) yang terlindas kendaraan taktis di tengah situasi unjuk rasa. Tindakan cepat dalam mengumpulkan bukti, menghadirkan saksi, serta menyampaikan perkembangan kasus secara terbuka kepada publik adalah bentuk nyata komitmen Polri terhadap penegakan hukum yang adil dan akuntabel," ucap dia.
Ia menilai langkah ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri, serta memastikan bahwa setiap warga negara, tanpa terkecuali, mendapatkan perlindungan hukum yang setara.
"Kami percaya bahwa profesionalisme dan transparansi seperti ini adalah fondasi penting bagi terwujudnya negara hukum yang demokratis dan berkeadilan. Penanganan sangat cepat dan tepat menyelesaikan persoalan pasca kerusuhan, Kapolri serta Kapolda Metro Jaya yang langsung turun ka jalan, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edy Suheri menjenguk ojol korban," ujarnya.
"Kami berharap keberhasilan ini menjadi pijakan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan Polri kepada masyarakat, serta memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian sebagai pelindung dan pengayom rakyat. Terima kasih atas pengabdian dan kerja keras yang telah diberikan demi terwujudnya Jakarta yang aman, damai, dan tertib," lanjut dia.
Kemudian, Aminullah juga bicara terkait munculnya desakan reformasi Polri hingga pergantian Kapolri. Ia menilai sekarang bukan saat yang tepat melakukan itu.
"Kami menilai bahwa wacana reformasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang saat ini mengemuka tidak memiliki arah substantif dan justru berpotensi dijadikan alat politik jangka pendek. Selain itu, dorongan untuk mengganti Kapolri saat ini merupakan langkah yang tidak tepat dan tidak berdasar urgensi yang kuat," tegasnya.
"Terkait wacana pergantian Kapolri, kami menilai bahwa saat ini belum ada kebutuhan mendesak untuk melakukan hal tersebut. Kapolri saat ini masih menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai mandat yang diberikan, serta tidak terdapat kegagalan besar yang menjadi dasar kuat untuk dilakukan evaluasi menyeluruh, apalagi penggantian mendadak," imbuh dia.
Namun, ia sependapat reformasi institusi kepolisian memang penting untuk memastikan akuntabilitas, transparansi, dan pelayanan publik yang lebih baik. Hanya saja, perlu arah yang jelas sebelum mereformasi Polri.
"Namun, reformasi tidak boleh dijadikan jargon kosong tanpa peta jalan yang jelas serta indikator keberhasilan yang konkret. Kami khawatir, agenda ini justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, oleh dari itu kami meminta kepada publik agar stop framing repormasi yang mengarah untuk mengganti Kapolri," pungkas dia.
(maa/maa)