Bahlil: Proyek Pabrik Petrokimia Sempat Mangkrak, Diselesaikan Polri-Jaksa

2 hours ago 1
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan proyek pembangunan pusat pabrik petrokimia di Kota Cilegon, Provinsi Banten, sempat mangkrak. Namun masalah tersebut bisa diselesaikan berkat bantuan Polri dan Kejaksaan.

Diketahui, Presiden Prabowo Subianto meresmikan pabrik petrokimia milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) pada Kamis (6/11/2025). Dalam sambutannya, Bahlil menyapa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang turut hadir di lokasi acara.

Bahlil kemudian melaporkan kepada Presiden Prabowo bahwa proyek kompleks naphtha cracker yang dimulai pada 2016 sempat mangkrak, tapi bisa diatasi oleh Polri dan Kejaksaan hingga dapat dilanjutkan pada 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Presiden, saya laporkan, proyek ini sempat mangkrak selama lima sampai enam tahun. Kami waktu itu di BKPM membentuk Satgas Investasi. Yang menyelesaikan masalah tanah ini adalah kepolisian dan jaksa," kata Bahlil.

"Karena itu, kontribusi Polri dan Kejaksaan sangat luar biasa," tambahnya.

Menurut Bahlil, banyak pihak yang diamankan karena terlibat dalam persoalan proyek tersebut. "Ini banyak yang masuk sekolah (penjara) waktu proses pembangunannya," ujarnya.

Bahlil juga mengenang proses negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan pada 2020 hingga 2021. Ia bahkan menyebut ada staf BKPM yang terpapar COVID-19 karena menangani proyek strategis nasional itu.

Namun, berkat dukungan semua pihak, proyek tersebut akhirnya rampung dan bisa diresmikan. Ia menyebut kawasan pabrik petrokimia ini merupakan yang pertama sejak 30 tahun lalu.

"Proyek pertama 30 tahun lalu dikerjakan Chandra Asri. Setelah era Pak Harto (Presiden Soeharto) pada masa Orde Baru, kita belum pernah lagi mengerjakan proyek sebesar ini. Setelah 30 tahun, akhirnya kita bisa eksekusi proyek yang sama," katanya.

Proyek Lotte Chemical Indonesia New Ethylene (LINE) di Cilegon, Banten, merupakan bagian dari kompleks petrokimia terintegrasi yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Inisiatif ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam agenda hilirisasi sumber daya alam untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, menekan ketergantungan impor, dan memperluas ekspor produk industri kimia dasar.

Proyek LINE menjadi pabrik naphtha cracker pertama di Indonesia dalam 30 tahun terakhir, dengan nilai investasi mencapai USD 3,9 miliar atau sekitar Rp 62,4 triliun. Investasi ini menempatkan proyek tersebut sebagai salah satu yang terbesar di sektor petrokimia Asia Tenggara, menandai lompatan besar bagi industrialisasi nasional.

(aik/isa)


Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |