Polisi Temukan Laptop Pelaku Ledakan SMAN 72, Telusuri Situs yang Diakses

2 hours ago 1

Jakarta -

Polisi menemukan satu buah laptop milik pelaku atau anak berkonflik dengan hukum (ABH) kasus peledakan di SMAN 72 Jakarta. Laptop pelaku tersebut saat ini tengah diteliti di laboratorium forensik.

"Satu buah laptop yang sempat tidak berada di tangan anak tersebut itu baru ditemukan oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum dan sudah diserahkan pada hari Minggu kemarin kepada kami penyidik di Direktorat Siber," kata Dirsiber Polda Metro Jaya, Kombes Roberto GM Pasaribu dalam jumpa pers, Selasa (11/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi akan membongkar isi laptop itu untuk mendalami kasus tersebut. Polisi juga tengah menelusuri situs apa saja yang diakses pelaku yang berhubungan dengan aksi peledakan.

"Jadi kami selanjutnya akan memaparkan mengenai apa2 saja yang sudah pernah dipelajari, dikunjungi ataupun dilakukan distribusi oleh yang bersangkutan di dalam digital device yang ada," kata dia.

"Untuk seluruh media online termasuk juga termasuk situs yang diakses atau diikuti oleh anak yang berkonflik dengan hukum atau anak ini saat ini masih dalam proses pendalaman melalui proses digital forensic di laboratorium," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (7/11) saat khotbah salat Jumat. Diketahui, sebanyak 96 orang menjadi korban ledakan.

Terinspirasi Kasus Luar Negeri

Pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, ternyata terinspirasi tindakan ekstrem di luar negeri. Nama-nama pelaku penembakan di Kanada hingga Selandia Baru ditulis di senjata mainan yang dibawa pelaku ledakan SMAN 72.

"Simbol-simbol tersebut bukan merupakan relasi komunitas atau relasi entitas atau ABH tidak berafiliasi dengan paham-paham atau tokoh-tokoh yang dicantumkan karena itu sekadar menginspirasi," ujar PPID Densus 88 Anti Teror Polri ⁠AKBP Mayndra Eka Wardhana, dalam jumpa pers, Selasa (11/11).

Mayndra mengatakan pelaku sudah melakukan pencarian sejak awal 2025. Pelaku juga disebut memiliki motivasi dendam akibat perlakuan yang diterimanya.

"Di sini dia mencoba mencari bagaimana orang-orang itu meninggal dunia atau mengalami kecelakaan kekerasan secara keji maupun berbagai tingkatannya di situ yang menginspirasi yang bersangkutan," tuturnya.

Pelaku juga terinspirasi dari pelaku-pelaku penembakan di luar negeri. Bahkan siswa ABH ini menuliskan nama-nama pelaku penembakan di luar negeri pada senjata mainan yang dibawa saat beraksi.

Densus 88 kemudian menyebutkan 6 nama pelaku penembakan yang tulis siswa ABH pada senjata mainan yang dibawa saat beraksi. Tiga nama yang ditulis di mainan pelaku yakni Alexandre Bissonnete, pelaku penembakan di Quebec City pada 29 Januari 2017. Kemudian ada Luca Traini pelaku penembakan enam migran asal Afrika di Kota Macerata pada Februari 2018. Lalu Brenton Harrison Tarrant, pelaku penembakan massal di dua masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019.

(wnv/dek)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |