Perang Tarif AS-China Bisa Goyang Industri Batubara, Ini Strategi PTBA

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang milik BUMN, PT Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA) mengaku, situasi global saat ini penuh dengan ketidakpastian semenjak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan kenaikan tarif.

Menurut Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, pihaknya telah melakukan antisipasi dalam merespon gejolak ekonomi global, khususnya yang akan berdampak pada permintaan batu bara kedepannya.

"Trump sudah menerapkan dengan perang tarif balas-membalas antara Amerika dan China juga terjadi, Indonesia juga akan terkena dampaknya. Tapi, pemerintah cepat akhirnya akan melakukan negosiasi, juga melakukan berbagai macam trobosan, sehingga dampaknya kepada kita, paling tidak sudah kita antisipasi," kata Arsal dalam konferensi pers di Hotel Westin Jakarta, Senin (14/4).

Arsal mengungkapkan, khusus imbas pada permintaan industri batubara, kedepannya meskipun dapat lebih kondusif tapi juga perlu waspada. Meskipun, keluarnya AS dari perjanjian iklim Paris yang cukup menguntungkan Indonesia, namun akan berdampak pada perekonomian negara ekspor.

"Terakhir kemarin sudah menghidupkan kembali batubaranya yang ada di Amerika ya," sebutnya.

Ketidakpastian yang masih berlangsung karena kebijakan tarif Donald Trump dapat mengancam nasib pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor, seperti China, India, Korea, dan Vietnam.

"Tapi, dengan adanya kondisi seperti itu, ketidakpastian ini kan masih, masih terjadi. Terutama, daerah China, India yang menjadi export kita, China, India, Korea, kita ada Vietnam ya," ungkapnya.

Ia mengaku cemas jika kondisi ini akan terus berlangsung. Sebab, akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang akan berdampak pada permintaan batu bara

Arsal mengungkapkan, pihaknya telah mengantisipasi melalui cost leadership jika harga batu bara menurun. "Nah, kalau masih dikisaran sampai di atas 90 masih di bawah 100, PTBA juga sudah menyiapkan langkah-langkah," sebutnya.

"Yang penting, batubaranya ini masih bisa ada ruang untuk dipakai oleh industri-industri yang ada di China, India, Korea, Vietnam. Dan kami lebih banyak ekspornya itu ke China sebagai pesaing Arab ya," lanjutnya.

Ia menambahkan, triwulan pertama tahun 2025 PTBA masih dapat menjaga konerja keuangan dan dapar memenugu permintaan ekspor.

Sebagai informasi, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.

Cost leadership ini tergambar dari pengendalian nisbah kupas (stripping ratio) yang pada 2024 sebesar 6,23x. Nisbah kupas tersebut masih di bawah target 2024 yang mencapai 6,44x.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Nasib Batu Bara Saat Harga Anjlok - Rencana Kenaikan Royalti

Next Article Kemenangan Trump Diyakini Jadi Angin Segar Sektor Tambang & Migas

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |