Jakarta -
Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTA-Indonesia) bersama Polri menggelorakan spirit nasionalisme lewat konser 'Bangga Merdeka untuk Indonesia Raya', yang disertai pameran lukisan dan foto perjalanan sejarah kemerdekaan, kepahlawanan Polri, serta peran ulama dan santri. Kegiatan itu digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November.
Dikutip dari keterangan tertulis, Senin (10/11/2025), acara berlangsung di Grand City Convention Surabaya pada Minggu kemarin. Suasana penuh refleksi kebangsaan dan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia tergambar dalam acara itu. Acara ini dihadiri Karo Binkar SSDM Polri, Brigjen Langgeng Purnomo, dan Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pasma Royce.
Brigjen Langgeng menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PCTA Indonesia yang telah menggelar acara tersebut. Langgeng mengatakan acara konser dan pameran 'Bangga Merdeka untuk Indonesia Raya' mengajak semua pihak untuk mengobarkan kembali semangat perjuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Organisasi PCTA-I ini, dari refleksi saya pribadi memiliki daya medan magnet positif yang kuat, terutama tertuju pada jiwa organisasinya yaitu manunggalnya keimanan dan kemanusiaan," kata Langgeng.
Dia kemudian mengutip salah satu kutipan di booth pameran dari Kiai Moch Mochtar Mu'thi pada 2001 'Gerak hidup manusia itu ditentukan oleh gerak jiwanya. arah gerak jiwanya itu ditentukan oleh keyakinan apa yang menjiwai jiwa manusia itu sendiri'.
Langgeng juga berbicara mengenai manunggalnya keimanan dan kemanusiaan yang diilustrasikan dalam lakon wayang bimo suci mengandung makna yang sangat filosofis. Hal itu disebut melambangkan perjalanan spritual bimo dalam mencari kesempurnaan hidup untuk menemukan air kehidupan atau tirto amarta.
"Manunggalnya keimanan dan keamanusiaan sebagai tirto amarta yaitu air suci yang mensucikan, air hidup yang menghidupkan dan inilah jati diri sejati manusia sesungguhnya," ujar Langgeng.
Brigjen Langgeng Purnomo Foto: Dok Ist
Dia bersyukur sumber tirto amarta ini ditemukan oleh PCTA-Indonesia dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang dijiwai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
"Kewajiban hamba menjalankan perintah gusti sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing, itulah tirto amarta sebagai air kehidupan bangsa Indonesia untuk menyelamatkan kehidupan kita," ujar Langgeng.
Langgeng melanjutkan, tema yang diangkat dalam konser dan festival ini merupakan bagian dari upaya untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan dari Tuhan. Dia mengajak semua pihak untuk bangga menjadi bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
"Marilah kita bangga menjadi bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat, serta bersama-sama mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia, demi kejayaan Indonesia raya," imbuh dia.
PCTA Indonesia-Polri Gelorakan Nasionalisme Lewat Konser-Pameran 'Bangga Merdeka' Foto: Dok Ist
Langgeng mengatakan foto polisi M Jasin saat masa perjuangan juga ditampilkan dalam pemeran tersebut. Tak hanya itu, peran dan kontribusi Polri di masa pandemi COVID-19 juga ikut dipamerkan.
"Ada kegiatan Polri mendukung dan mengawal seluruh agenda pemerintah, termasuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional agar Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dan mendukung program MBG. sekali lagi terima kasih karena telah menampilkan peran Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo," kata Langgeng.
Selain itu, pameran juga menampilkan peran sentral ulama, santri dan pesantren di masa perjuangan kemerdekaan. Langgeng menekankan kemerdekaan bukanlah hasil perjuangan individu semata, melainkan perjuangan kolektif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk para kiai.
"Pesantren di era modern saat ini berperan penting dalam menjaga karakter dan moralitas bangsa. di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang cepat, pesantren berfungsi sebagai 'benteng moralitas' yang efektif. Melalui kehidupan berasrama yang disiplin, santri dididik untuk memiliki akhlak mulia (akhlakul karimah), kejujuran, rasa tanggung jawab dan kepatuhan. Nilai-nilai ini krusial dalam membentuk sumber daya manusia yang berintegritas," papar Langgeng.
Terakhir, Langgeng memohon doa restu dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia agar Polri senantiasa diberi kekuatan dan keberanian untuk meneladani sosok almarhum Jenderal Hoegeng. Langgeng mengatakan Jenderal Hoegeng merupakan sosok polisi sejati yang jujur, sederhana dan berintegritas tinggi.
"Demi terwujudnya Polri yang benar-benar dicintai dan dipercaya masyarakat Indonesia," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Umum PCTA Indonesia, I Dewa Nyoman S. Hartana, menyampaikan kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan anugerah terbesar dari Tuhan Yang Maha Esa setelah berabad-abad lamanya rakyat hidup dalam penindasan kolonial.
"Kemerdekaan ini adalah karunia Allah yang harus disyukuri dan dijaga. Sejarah mencatat, bangsa ini mempertahankan kemerdekaan dengan segala daya upaya melalui perang, diplomasi dan persatuan rakyat dari berbagai lapisan," ujar Dewa Nyoman dalam sambutannya.
Dia juga menegaskan semangat perjuangan rakyat, termasuk kaum petani, guru, santri dan para ulama, adalah kekuatan kolektif yang membawa Indonesia pada kemerdekaan sejati. Dewa Nyoman mengatakan semua elemen mempunyai perang penting bagi bangsa Indonesia.
"Perjuangan dalah hasil gotong royong seluruh elemen bangsa. Dari para kiai, santri, TNI/Polri hingga masyarakat biasa, semua berjuang dengan caranya masing-masing," lanjutnya.
Dewa Nyoman turut menyinggung makna hakiki kemerdekaan sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945, yakni penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
"Penjajahan bukan hanya fisik, tapi juga sifat tamak dan dzalim. Maka kemerdekaan harus terus diperjuangkan, dipertahankan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat," tegasnya.
Sementara itu, Kurator Pameran, Erwien Kusuma, mengatakan pameran juga menampilkan napak tilas Polisi Moehammad Jasin dalam perang Surabaya dan peran Polri dalam menjaga semangat kemerdekaan di era modern. Menurutnya, Polri terus berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam mendukung seluruh agenda pembangunan nasional.
"Pameran juga menampilkan Polisi Moehammad Jasin dalam perang Surabaya dan peran Polri saat ini yang tidak hanya hadir dalam konteks keamanan, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan menjaga kedaulatan ekonomi rakyat," jelas Erwien.
Ia menambahkan, dalam pameran tersebut juga ditampilkan dokumentasi kiprah Polri selama masa pandemi Covid-19 hingga kontribusinya dalam program peningkatan produksi pangan nasional.
"Di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Polri ikut mendorong terwujudnya cita-cita menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Ini adalah bentuk nyata semangat kemerdekaan di masa kini," kata Erwien.
Acara ini juga menampilkan kutipan dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang menegaskan bahwa agama dan nasionalisme tidaklah berseberangan. Kutipan tersebut menjadi peneguh semangat bagi generasi penerus bangsa untuk terus menjaga persatuan dan kemerdekaan Indonesia
"Nasionalisme bagian dari agama, dan keduanya saling menguatkan," demikian kutipan dari Hasyim Asy'ari yang ditampilkan.
Melalui konser dan pameran ini, PCTA Indonesia mengajak seluruh masyarakat untuk kembali meneladani perjuangan para pahlawan serta meneguhkan semangat cinta tanah air sebagai dasar membangun Indonesia yang lebih kuat, berdaulat dan sejahtera.
(knv/fjp)


















































