Pakar Kesehatan Usul Air untuk Masak MBG Dites: Bukan soal Galon Atau Tidak

4 hours ago 2
Jakarta -

Pakar Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan air untuk memasak menu makan bergizi gratis atau MBG harus diuji keamanannya. Dia mengatakan air yang digunakan harus bebas dari kandungan berbahaya.

"Yang paling ideal adalah airnya itu dites. Air galon atau air apapun juga airnya itu dites, apakah air itu ada kandungan bahan berbahaya ada kandungan bakteri, E. coli, itu yang paling ideal," kata Tjandra seusai mengunjungi SPPG Polri Pejaten, Jakarta Selatan, Selasa (21/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akademisi Universitas YARSI ini mengatakan air dari galon belum tentu aman. Dia mengatakan keamanan air bukan ditentukan dari galon atau bukan.

"Air galon itu karena nggak yakin sumber airnya bagus kalau tempat seperti Jakarta yang sumber airnya, jelas isunya bukan soal galon atau nggak galon, isunya air itu dites. Di sini, dites air itu sebelum menggunakan. Jadi itu yang harus dilakukan, bagaimana air itu dites," ujarnya.

Dia mengatakan ada daerah dengan kualitas air sumur yang baik dan layak digunakan memasak. Dia mengatakan pengujian harus dilakukan untuk memastikan keamanan air.

"Bukan masalah (air) galon, kalau air dari mana pun kalau hasilnya bagus ya oke-oke aja. Kalau bisa galon tentu saja hasilnya udah pasti bagus karena dia untuk galon kan dia sudah tes sebelumnya," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, meminta seluruh Satuan Penyelenggara Pemenuhan Gizi (SPPG) membeli alat rapid test untuk menguji makanan. Dia juga meminta SPPG menggunakan air galon untuk memasak menu MBG.

Hal itu disampaikan Dadan dalam rapat koordinasi bersama seluruh SPPG di GOR Jatidiri, Gajahmungkur, Kota Semarang. Ia menyebut penggunaan alat rapid test sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto agar makanan yang dikonsumsi siswa terjamin higienis.

"Mohon setiap SPPG mulai membeli rapid test untuk menguji makanan. Setelah dimasak langsung di-rapid test, dengan beberapa kandungan terutama nitrat dan beberapa unsur kimia yang penting," kata Dadan di GOR Jatidiri Semarang seperti dilansir dari detikJateng, Senin (6/10).

Menurut Dadan, hasil evaluasi menunjukkan beberapa kasus gangguan pencernaan diduga dipicu oleh zat kimia seperti nitrat, selain bakteri yang muncul dari proses pengolahan makanan yang kurang higienis.

Selain rapid test, Dadan juga meminta setiap SPPG memastikan peralatan makan steril dan air yang digunakan memenuhi standar kesehatan. Dia mencontohkan banyak kasus sakit perut muncul akibat kualitas air yang buruk.

"itu Pak Presiden memberikan arahan agar masak dengan air yang tersertifikasi. Jadi kalau masak gunakanlah air galon. Kalau mencuci, tolong airnya kalau dari air tanah diberi saringan," ucapnya.

(haf/haf)


Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |