Mensos Kagumi Toleransi Agama Siswa Sekolah Rakyat di Pontianak

4 hours ago 1

Jakarta -

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 53 Pontianak, Kalimantan Barat. Saat meninjau sekolah tersebut, Gus Ipul mengaku kagum dengan toleransi beragama siswa, melalui doa bersama saat makan siang.

"Saya syukur tadi ya ketika siswa-siswi kita ini mengikuti makan siang tadi, makan siang terpimpin namanya ya. Itu ketika diajak doa, ada yang berdoa dengan agama Islam, ada yang berdoa dengan agama lain. Di situ kelihatan toleransinya, di situ kelihatan kebersamaannya," katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10/2025).

Ia menambahkan, hal tersebut menunjukkan salah satu pendidikan karakter yang ada di Sekolah Rakyat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Doanya beda-beda tapi duduknya berjejer, rukun, saling peduli satu dengan yang lain, ini salah satu yang perlu kita apresiasi," ujarnya.

Gus Ipul hadir di SRT 53 Pontianak pada pukul 12.40 WIB. Di sana, ia disambut oleh penampilan tarian bela diri tradisional dan yel-yel siswa. Momen hangat juga terekam saat Gus Ipul memeluk dan bersalaman dengan para siswa.

Selepas menemui para siswa, Gus Ipul meninjau sarana prasarana siswa, mulai dari ruang makan, asrama, dan kamar siswa. SRT 53 Pontianak adalah salah satu Sekolah Rakyat Terintegrasi yang mengampu jenjang lengkap mulai dari SD, SMP, hingga SMA.

"Nah ini karena terintegrasi berarti ada SD, SMP, ada SMA. Ini salah satu sekolah yang beroperasi di bulan September. Jadi ini baru, belum genap satu bulan, baru proses adaptasi yang biasanya memang di bulan-bulan pertama itu banyak dinamika," ungkapnya.

Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan di Sekolah Rakyat, siswa perlu proses adaptasi dan pembiasaan pada sistem asrama dengan jadwal 24 jam.

"Cuman pada bulan kedua, ketiga, insyaallah akan lebih settle, semuanya juga sudah bisa saling menyesuaikan dan pembelajaran bisa berjalan lebih lancar, lebih-lebih di sini ada SD, SD itu luar biasa," kata Gus Ipul.

Mendidik siswa Sekolah Rakyat tidak hanya membutuhkan kemampuan yang mumpuni, tapi guru-guru memerlukan kesabaran dan empati dalam menghadapi siswa Sekolah Rakyat, karena siswa berasal dari latar belakang lingkungan yang berbeda-beda.

"Di Sekolah Rakyat itu guru kepala sekolah itu harus memiliki empati, harus memiliki kesabaran, dan kesediaan untuk membimbing anak-anak ini dengan memperkuat sikap kebersamaan," ujar Gus Ipul.

Ia juga menekankan di Sekolah Rakyat tidak boleh terjadi tiga hal yang menjadi dosa besar dunia pendidikan.

"Tidak ada bullying, tidak ada perundungan, tidak ada pelecehan seksual, maupun juga tentu diharapkan tidak ada tindakan intoleransi," tambahnya.

Targetnya ke depan setiap kabupaten/kota berdiri Sekolah Rakyat. Gus Ipul menekankan saat ini terus melakukan konsolidasi data, agar program bisa tepat sasaran.

"Dan sekarang kita terus memperkuat data kita, agar nanti kalau sekolahnya berdiri, benar-benar bisa diisi oleh orang-orang yang memang secara kriteria memenuhi," pungkasnya.

Sebagai informasi, SRT 53 Pontianak mengampu 78 orang siswa dengan rincian: SD 21 orang, SMP 19 orang, dan SMA 38 orang. Untuk mendukung proses pembelajaran, Sekolah Rakyat ini mempunyai 19 orang guru.

(prf/ega)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |