Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan masalah sulitnya mencari kerja di Indonesia juga dirasakan negara dengan ekonomi besar seperti Amerika Serikat dan China.
"Tidak hanya di Indonesia, bahkan di AS saat ini dan juga di Tiongkok, bahkan lulusan baru pun tidak mudah mendapatkan pekerjaan seperti dulu," ungkapnya saat memberikan kata pembuka di diskusi Policy and Research Dialogue oleh LPEM UI bertajuk Sustainable Growth in Indonesia.
Ia menekankan bahwa penciptaan lapangan kerja berkualitas tetap menjadi tantangan utama, bahkan jumlahnya masih di bawah level pra pandemi.
"Lapangan kerja formal menurun. Saya pikir ini sangat penting. Pekerjaan penuh waktu masih di bawah level pra-pandemi. Pengangguran lulusan meningkat," ucapnya.
Luhut mengatakan bahwa adaptasi kecerdasan buatan (ASI) bukan merupakan masalah utama tenaga kerja di Indonesia, melainkan modal manusianya. "AI juga merupakan isu lain yang harus kita tangani tapi kita berbicara tentang modal manusia," imbuhnya.
Luhut menegaskan bahwa sebenarnya Indonesia bisa menciptakan lapangan kerja dengan langkah pendidikan teknis dari sekarang. Bahkan ia yakin Indonesia bisa mengekspor tenaga kerja teknis.
"Saya berada di Solo kemarin, dua hari yang lalu, menghadiri forum investasi di sana. Saya mengatakan, anda dapat membangun pendidikan pekerjaan teknis sekarang seperti perawat atau seperti kelistrikan. Kita bisa mengekspor (tenaga kerja teknis) dan menciptakan peluang kerja karena itu," ujarnya.
Sekaligus Luhut mengatakan bahwa pemerintah siap membantu dalam memfasilitasi program tersebut untuk mempercepat industrialisasi dan pembukaan lapangan kerja yang lebih luas.
"Pemerintah, tentu saja, juga dapat membantu memfasilitasi program ini. Dan Indonesia harus mempercepat industrialisasi dengan inovasi melalui riset dan pengembangan serta teknologi," katanya.
(ras/mij)
[Gambas:Video CNBC]

















































