Kredit UMKM di Bank Makin Seret, Ramai-ramai Pindah ke Pinjol?

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui perbankan mengalami kenaikan namun tidak secara merata. 

Data dari Bank Indonesia (BI) per Maret 2025 menunjukkan bahwa kredit UMKM naik 1,7% year on year/yoy yakni dari Rp1.393,4 triliun pada Februari 2025 menjadi Rp1.396,4 triliun pada Maret 2025.

Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Berdasarkan skala usahanya, skala mikro terpantau mengalami penurunan sekitar Rp1,5 triliun serta terkontraksi sebesar 2,1% yoy. Hal ini berbeda dengan skala kecil dan menengah yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 8,4% yoy dan 0,05% yoy.

Untuk diketahui, UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan jumlah sekitar 64,2 juta unit usaha dan menyerap sebagian besar tenaga kerja nasional. Namun, akses pembiayaan masih menjadi tantangan utama bagi sektor ini.

Selain itu, ada hal menarik khususnya dari sisi kredit UMKM yang terus mengalami penurunan bahkan terkontraksi selama tiga bulan beruntun. Namun berbeda halnya dengan kredit skala kecil yang terus mengalami peningkatan secara konsisten.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

  1. Seleksi alam bisnis
    Banyak usaha mikro yang tidak bertahan (karena skala kecil, modal minim, rentan terhadap guncangan seperti pandemi, inflasi, dll.). Jadi, jumlah usaha mikro yang aktif butuh kredit juga menurun.
  2. Naiknya kelas usaha
    Sebagian usaha mikro sukses berkembang menjadi usaha kecil. Jadi mereka pindah kategori, dan akhirnya mengambil kredit untuk usaha kecil, bukan mikro lagi.
  3. Akses perbankan dan persyaratan kredit
    Bank lebih suka kasih kredit ke usaha kecil daripada mikro, karena usaha kecil dianggap lebih stabil, punya laporan keuangan lebih rapi, dan risiko gagal bayar lebih rendah.
  4. Program pemerintah atau kebijakan pembiayaan
    Ada insentif atau program kredit dari pemerintah yang fokus pada usaha kecil, bukan mikro, seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) khusus skala kecil dengan bunga lebih rendah.
  5. Perubahan kebutuhan modal
    Usaha kecil butuh modal lebih besar buat ekspansi, beli alat produksi, atau buka cabang baru, jadi permintaan kredit dari segmen kecil meningkat.

Pendanaan Pinjol Naik

Selain hal tersebut, kredit UMKM di bank relatif melambat namun tidak dengan di pinjaman daring (pindar).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sektor UMKM mendominasi pendanaan pindar.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman mengungkapkan outstanding pendanaan pindar tembus Rp80,07 triliun, per Februari 2025. Didukung dengan adanya peningkatan outstanding pendanaan kepada sektor UMKM sebesar Rp1,27 triliun.

"Hal ini antara lain merupakan dampak dari penyesuaian manfaat ekonomi yang mulai berlaku pada awal tahun 2025 dalam rangka mendorong penyaluran pendanaan yang lebih optimal dari Pindar, termasuk pada sektor UMKM," terang Agusman dalam keterangannya, Kamis (17/4/2025).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |