Sepuluh hari berlalu pascabencana galodo (banjir bandang) di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, warga berjuang untuk bangkit. Kehidupan warga mulai merangkak, meski kondisi di lapangan masih dipenuhi lumpur dan sisa-sisa puing material yang terbawa banjir bandang menyisakan pemandangan yang kurang sedap dipandang.
Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (7/12/2025), lokasi bencana di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, jalanan masih dipenuhi lumpur. Rumah-rumah warga rata-rata mengalami kerusakan parah.
Akses jalan berlumpur dan dipenuhi material sisa bencana Foto: Mei Amelia/detikcom
Beberapa rumah bahkan lenyap tersapu banjir yang datang bak tsunami. Meski beberapa rumah di antarnya masih berdiri, namun kondisi tanah berlumpur tebal tak memungkinkan untuk dihuni warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alat berat bekerja merobohkan sisa-sisa bangunan yang rusak berat. Bau tak sedap menyeruak menyisakan jejak pascabencana.
Sampai hari kesepuluh ini, sisa-sisa material masih dibiarkan begitu saja. Hal ini terjadi lantaran dump truck untuk mengangkut sisa material belum tiba di lokasi.
Kondisi ini menghambat hilir mudik alat berat yang melakukan pekerjaan. Ditambah lagi, warga dan relawan berdatangan dari luar ke lokasi bencana membuat akses lalu lintas terbatas.
Beberapa korban masih bertahan di rumah warga yang selamat, sebagian ada yang mengungsi di sekolah, gedung serbaguna dan masjid. Untuk makan sehari-hari, mereka masih mengandalkan dari dapur lapangan.
Trauma Healing
Selain upaya pemulihan akses dan instalasi listrik, fokus utama saat ini adalah memulihkan psikologi para korban. Upaya ini dilakukan oleh tim kepolisian dari Mabes Polri, Polda Riau dan Sumbar.
Polda Riau menurunkan 40 konselor trauma healing dari internal kepolisian dan mahasiswa beberapa kampus di Provinsi Riau untuk membantu memulihkan psikis para korban pascabencana. Mereka mengajak anak-anak untuk bermain untuk mengembalikan keceriaan dan menghilangkan rasa kecemasan serta trauma usai bencana.
Selain melakukan permainan, tim Trauma Healing Polda Riau juga menyiapkan sarana hiburan berupa layar monitor 42 inchi bagi anak-anak dan warga untuk menonton hiburan.
Akses jalan berlumpur dan dipenuhi material sisa bencana Foto: Mei Amelia/detikcom
Rumah untuk Korban Bencana
Dalam kesempatan saat mendampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengatakan fokus saat ini adalah pemulihan wilayah yang terdampak bencana. Mahyeldi menyebut warga yang rumahnya hancur akibat galodo akan mendapatkan bantuan hunian dari Kementerian ATR/BPN.
"Alhamdulillah dari Kementerian Perumahan juga sudah berkomitmen ya, tadi juga Pak Wapres juga sudah sampaikan kepada kita dengan masalah perumahan nanti akan ditanggulangi semuanya melalui APBN," kata Mahyeldi saat mendampingi kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, di Salareh Aia, Palembayan, Kamis (4/12).
Mahyeldi mengaku telah menyurati Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Purbaya agar anggaran Rp 2,6 triliun Provinsi Sumbar yang diefisiensi dikembalikan lagi ke Pemprov.
"Rp 2,6 triliun yang diefisiensi kemarin. Karena dengan dana yang ada di kota-kota dan kemudian provinsi yang sekarang ini, maka kita tidak mampu untuk melankukan rehabilitasi," katanya.
(mea/fas)


















































