Jakarta -
Tak hanya manusia yang menjadi korban banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Barat (Sumbar). Hewan seperti kucing juga menjadi korban bencana ini.
Dilansir Antara, sedari awal, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dikepung banjir bandang dan tanah longsor pada Kamis (27/12), semua pihak tertuju pada penyelamatan serta evakuasi warga. Salmiati, warga Kampung Teleng, Kelurahan Padang Besi, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, menunjukkan sisi yang berbeda.
Ia rela mengelilingi sudut-sudut kota hanya untuk mencari dan menemukan kucing yang turut terseret banjir bandang dan tanah longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepeduliannya terhadap kucing ini bermula ketika ia masih bekerja sebagai kurir di sebuah perusahaan ekspedisi. Pada satu waktu, Salmiati mengantarkan paket dan melintasi tempat pembuangan sampah, tanpa sengaja ia melihat seekor kucing yang mengeong, seolah meminta pertolongannya.
"Awalnya saya memang tidak mau menyelamatkan kucing itu, tapi setelah saya berlalu, hati saya terus berkata untuk menyelamatkannya," kata dia dilansir Antara, Minggu (7/12/2025).
Hampir semua kucing yang ditemukan Salmiati berada dalam kondisi sakit, cedera, bahkan ada di antaranya yang mengidap tumor. Dengan penuh kasih sayang, binatang-binatang malang itu ia selamatkan, layaknya menolong manusia.
Selama bencana menimpa Kota Padang, ibu dua anak ini sudah mengevakuasi sekitar 30 ekor kucing yang telantar akibat tersapu banjir. Kucing-kucing itu ia temukan di pinggir jalan, rumah terdampak banjir, dan tanah longsor, hingga di tempat pembuangan sampah.
Puluhan kucing tak bertuan itu ia bawa ke sebuah selter penampungan di daerah Kampung Teleng, Kelurahan Padang Besi, Kecamatan Lubuk Kilangan. Tempat penampungan ini memang agak terpencil dan terbilang cukup jauh dari pusat keramaian kota.
Lokasi persisnya berada pada ujung sebuah kompleks permukiman dengan jalan berbatu-batu. Bahkan, rumah terdekat warga dari selter berkisar hingga sekitar 10 meter.
Selama 16 tahun berkecimpung mengevakuasi, menyelamatkan, dan merawat kucing-kucing jalanan yang telantar dan dibuang itu, Salmiati tidak pernah berharap lebih. Satu-satunya impian Salmiati ialah mampu membangun selter penampungan kucing yang lebih besar dan layak.
Hal itu lantaran tempat penampungan, saat ini belum bisa dikatakan representatif untuk memelihara binatang tersebut. Ia mendambakan sebuah selter yang mempunyai taman, ruang terbuka, tempat makan kucing yang lebih memadai serta dukungan fasilitas kesehatan.
"Harapan saya hanya itu, karena ini adalah tentang perasaan dan batin," ujarnya.
(rdp/imk)
















































