Jakarta -
Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) MPR RI, Melchias Markus Mekeng menegaskan pendidikan sebagai kunci utama kemajuan bangsa yang tidak bisa ditawar. Pernyataan itu disampaikan Mekeng saat memberikan paparan dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di SMP Negeri 1 Kewapante, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
"Kalau bangsanya cerdas, negaranya pasti maju. Itu tidak bisa ditawar," kata Mekeng, dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/12/2025).
Mekeng mencontohkan pengalaman sejumlah negara yang menaruh perhatian besar pada pengembangan sumber daya manusia. Ia menyebut Malaysia pernah belajar dari Indonesia hingga mampu melahirkan generasi terdidik dan membawa negaranya maju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa kini dilakukan Timor Leste yang mengirim putra-putrinya menimba ilmu ke berbagai negara.
"Mereka belajar ke London, Amerika, dan negara lain. Tujuannya satu, menimba ilmu. Pada waktunya, mereka akan kembali membangun bangsanya," ujarnya.
Mekeng menekankan bahwa pembangunan fisik tanpa diimbangi kemajuan pendidikan tidak akan berdampak jangka panjang. Gedung-gedung megah akan rusak seiring waktu, tetapi pendidikan yang maju akan melahirkan manusia unggul yang mampu memperbaiki dan membangun kembali.
Karena itu, ia menegaskan pentingnya keberpihakan anggaran terhadap sektor pendidikan sebagaimana diamanatkan Pasal 31 UUD 1945, yakni alokasi minimal 20 persen dari APBN dan APBD.
"Bukan hanya APBN, tapi APBD juga. Legislator dan pemerintah daerah harus berani memperjuangkan anggaran pendidikan," katanya.
Mekeng mengatakan anggaran pendidikan nasional pada 2026 mencapai sekitar Rp 754 triliun, dengan sebagian dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), sementara sisanya untuk pendidikan dasar, menengah, tinggi, serta beasiswa.
Mekeng juga menegaskan komitmennya mengawal rehabilitasi sejumlah sekolah di Kabupaten Sikka yang dinilai sudah tidak layak. Ia menyoroti kondisi sekolah-sekolah yang rusak, termasuk keterbatasan sarana sanitasi, sebagai bukti ketertinggalan sektor pendidikan di berbagai daerah.
"Saya tidak mau lagi melihat sekolah yang sudah lapuk dan tidak layak. Pendidikan harus kita perbaiki," tegasnya.
Dalam forum tersebut, Mekeng menyampaikan harapannya agar suatu hari anak-anak dari Flores, khususnya Maumere dan wilayah sekitarnya, mampu menjadi pemimpin nasional, bahkan Presiden RI.
"Itu bukan sesuatu yang mustahil. Sistem politik kita sudah terbuka. Kalau anak-anak kita pintar dan didukung pendidikan yang baik, kenapa tidak?" ujarnya.
Mekeng juga mendorong pemerintah daerah untuk tidak hanya bergantung pada APBN dan APBD yang terbatas. Salah satu terobosan yang tengah ia dorong adalah Undang-Undang Obligasi Daerah, yang memungkinkan daerah menghimpun pembiayaan pembangunan dari masyarakat secara transparan dan akuntabel.
"Obligasi daerah ini mencegah korupsi karena pembukuannya diawasi. Banyak negara maju membangun daerahnya dengan cara ini," kata Mekeng.
Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar turut dihadiri Wakil Bupati Sikka Simon Subandi Supriadi, Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sikka Gorgonius Nago Bapa, Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT Petrus B. Robby Tulus, Kepala SMP Negeri 1 Kewapante Marsianus Moris Bura, serta para guru, murid, dan orang tua siswa.
Di akhir paparannya, Mekeng berpesan agar para pelajar memiliki mimpi besar dan terus belajar dengan sungguh-sungguh.
"Harus punya mimpi. Bermimpilah jadi bupati, gubernur, menteri, bahkan presiden. Semua itu bisa terjadi kalau kita sekolah dengan baik," pungkasnya.
(prf/ega)


















































