Kemenimipas-KKP Kerja Sama Perkuat Ketahanan Pangan Perikanan di Nusakambangan

2 hours ago 3

Jakarta -

Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satu isi kerja sama yang terdapat di MoU adalah upaya memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pengembangan sektor perikanan.

Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Imipas Agus Andrianto dan perwakilan KKP. Menteri Agus mengatakan Nusakambangan kini menjadi kawasan ketahanan pangan, yang merupakan wujud nyata kontribusi KemenImipas pada program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

"Saat ini kami berupaya untuk merubah Pulau Nusakambangan, yang sebelumnya hanya sebagai tempat pengasingan, kini juga menjadi tempat pelaksanaan program ketahanan pangan yang menjadi prioritas utama Bapak Presiden. Berkat dukungan dan kolaborasi yang baik, kita bisa mewujudkan berbagai program ketahanan pangan," kata Menteri Agus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, pemanfaatan total luas area untuk mengembangkan potensi laut dan perikanan di Pulau Nusakambangan 48,7 hektare. Dengan cakupan budidaya ikan lele, bawal, bandeng, sidat, udang vaname, serta udang windu.

Semua potensi laut dan perikanan tersebut dioptimalkan langsung oleh para narapidana di lapas-lapas yang tersebar di Nusakambangan. Menteri Agus berharap kerja sama dengan KKP berdampak pada percepatan mentransformasi Nusakambangan, khususnya dalam hal ketahanan pangan budidaya perikanan.

"Program (ketahanan pangan di Nuskambangan) ini diharapkan dapat memberikan sarana dan wadah bagi warga binaan untuk mendapatkan bekal keterampilan, pengetahuan, bahkan premi yang nantinya bisa dikirimkan kepada keluarganya di rumah. Harapannya ketika mereka bebas nanti juga memiliki modal untuk melanjutkan aktivitasnya berdasarkan keterampilan yang mereka pelajari," ungkap Menteri Agus.

Untuk diketahui, Menteri Agus Andrianto menjadikan Pulau Nusakambangan sebagai pilot project kemandirian dan ketahanan pangan bagi seluruh jajaran Lembaga permasyarakatan. Sejumlah lahan tidur diubah menjadi ladang jagung, sawah, peternakan, kolam-kolam ikan, balai latihan kerja konveksi, pelintingan rokok hingga workshop material paving dan batako berbahan dasar limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA).

Narapidana yang tertarik mengikuti program pelatihan tak hanya mendapat ilmu, tetapi juga premi dari tiap hasil panen dan produk yang mereka kerjakan. Premi tersebut dikirimkan via rekening bank sebagai modal usaha mereka setelah menyelesaikan masa pidana di Nusakambangan.

(aud/dek)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |