Kemendes Ajak Desa Bangun Ekonomi Hijau Lewat Pewarna Alam Wastra Lokal

4 hours ago 3

Jakarta -

Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) melalui Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT) bekerja sama dengan Perkumpulan Warna Alam Indonesia (WARLAMI) menggelar kegiatan Pelestarian Wastra melalui Pengembangan Usaha Pewarna Alam dan Mini Eco Fashion Show.

Acara yang juga menghadirkan Pameran Indonesia Hijau ini berlangsung di Kantor Ditjen PPDT, Pekayon, Jakarta Timur, hari ini.

Acara ini dihadiri langsung oleh Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kemendes PDT, SERUNI Kabinet Merah Putih, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian dan Lembaga, Dinas PMD Provinsi/Kabupaten, PKK Desa, Kedutaan Besar, LSM lingkungan, pelaku usaha, mahasiswa, pelajar, serta masyarakat umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penasehat Dharma Wanita Persatuan, Ratu Rachmatuzakiyah turut mengapresiasi inisiatif Pelestarian Wastra berbasis lingkungan tersebut. Ia menyampaikan warisan budaya dapat dilestarikan dengan cara-cara yang ramah lingkungan.

"Keindahan tidak harus mengorbankan kelestarian alam. Warisan budaya dapat terus hidup melalui cara-cara yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujar Ratu dalam keterangannya, Senin (27/10/2025).

Ia mengatakan jika industri fast fashion miliki tantangan yang menyebabkan menurunnya minat generasi muda terhadap kain tradisional, sekaligus menimbulkan limbah berbahaya dari pewarna sintetis. Ratu menilai, kegiatan Mini Eco Fashion Show ini tidak hanya menjaga Warisan Budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui pemberdayaan masyarakat desa, BUMDesa, dan Koperasi Desa Merah Putih.

"Pemanfaatan tanaman pewarna alami dapat menjadi sumber penghidupan yang bernilai ekonomi sekaligus ramah lingkungan. Inilah semangat Green Economy Desa yang berkelanjutan," katanya.

Ratu juga memberikan apresiasi kepada para desainer dan pelaku Eco Fashion yang berpartisipasi dalam acara ini.

"Karya-karya dalam Mini Eco Fashion Show bukan sekadar indah, tetapi juga membawa pesan bahwa menjadi modis tidak berarti harus merusak bumi," imbuhnya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal PPDT Kemendes PDT, Samsul Widodo menegaskan pentingnya penerapan konsep keberlanjutan dalam industri kreatif, terutama sektor fashion.

"Wastra bukan sekadar kain, tetapi jejak identitas bangsa, hasil karya tangan-tangan terampil Masyarakat Desa yang diwariskan lintas generasi. Namun di tengah arus globalisasi dan industri fast fashion, eksistensinya menghadapi tantangan besar, terutama dari sisi regenerasi perajin dan dampak lingkungan," ujar Samsul.

Ia menjelaskan pewarna alami menjadi salah satu solusi konkret dalam mewujudkan industri mode ramah lingkungan. Selain memperkuat filosofi budaya Nusantara, pewarna alami juga memiliki nilai ekonomi tinggi bagi Masyarakat Desa.

"Dari pewarna alami, kita belajar harmoni, kesabaran, dan keberlanjutan. Ini bukan hanya tentang estetika kain, tapi tentang ekonomi hijau yang berpihak pada Desa," jelasnya.

Samsul juga menekankan pengembangan pewarna alami menjadi bagian dari 12 Rencana Aksi 'Bangun Desa, Bangun Indonesia', yang merupakan implementasi Asta Cita ke-6 Kemendesa PDT. Program ini mencakup hilirisasi produk unggulan Desa, penguatan Desa Wisata dan Ekspor, serta kemitraan investasi berorientasi lingkungan.

Mini Eco Fashion Show yang menampilkan karya busana ready to wear berbahan tenun dan batik berpewarna alami hasil kolaborasi WARLAMI dengan pengrajin dan pelaku usaha lokal.

Selain itu, terdapat Pameran Indonesia Hijau yang menampilkan berbagai produk ramah lingkungan dari mitra dan sponsor kegiatan. Di antaranya Kementerian Pertanian pameran buah lokal, WARLAMI, Penenun Kampung Baduy, Dekranasda Kabupaten Belu, Koperasi Pemasaran Berkah Jaya Lestari (Lampung), Lolini, Da'poza, serta pelaku bisnis hijau seperti Kopi Tirto, Surplus Indonesia, Tokyo8, Sadar Lemari, Bersibersi Lemari, dan Armada Kemasan.

Kegiatan juga mendapat dukungan akademik dari Universitas Indonesia dan World Wide Fund for Nature (WWF) melalui sesi edukasi lingkungan bertema 'Pahlawan Cilik Menjaga Bumi', diikuti siswa sekolah dasar yang diajak bermain dan belajar secara interaktif tentang pentingnya menjaga alam sejak dini.

Acara ditutup dengan talkshow bertema 'Batik dan Tenun: Mewujudkan Warisan Budaya dalam Fashion Ready to Wear' dengan menghadirkan Myra Widiono (Ketua WARLAMI) dan Suroso (Sekretaris Jenderal WARLAMI) sebagai narasumber.

Dalam diskusi, Myra Widiono menegaskan pewarna alami bukan sekadar tren, melainkan gerakan budaya yang mempertemukan keberlanjutan, kearifan lokal, dan tanggung jawab sosial. Acara tersebut dihadiri Sekjen Kemendes Taufik Madjid, Kepala BPSDM Agustomi Masik, serta Staf Ahli Sugito dan Pejabat Tinggi di lingkungan Kemendes PDT.

(prf/ega)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |