Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Jepang, The Bank of Japan (BoJ), menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 30 tahun, sejak 1995, Jumat (19/12/2025). BoJ menaikkan suku bunga 0,75%, yang merupakan kenaikan pertama sejak Januari.
Keputusan bulat untuk menaikkan suku bunga pinjaman utama dari 0,5% diambil beberapa jam setelah data resmi menunjukkan tingkat inflasi inti negara tetap stabil pada bulan November meski masih jauh di atas target para pembuat kebijakan. Inflasi inti, yang tidak termasuk makanan segar yang mudah berubah, tercatat 3% sedangkan target BoJ adalah 2%.
"Ekonomi Jepang telah pulih secara moderat," tulis para pejabat bank dalam sebuah laporan yang menjelaskan keputusan tersebut, dikutip AFP.
"Meskipun masih ada ketidakpastian mengenai ekonomi AS dan dampak kebijakan perdagangan di masing-masing yurisdiksi, ketidakpastian ini telah menurun," ujarnya.
Perdana Menteri (PM) Sanae Takaichi ang secara resmi mengambil alih kekuasaan pada bulan Oktober, telah menjadikan pemberantasan inflasi sebagai prioritas utama. Pemerintahannya minggu ini berhasil mendapatkan persetujuan parlemen untuk anggaran tambahan senilai US$118 miliar (Rp 1.975 triliun) untuk membiayai paket stimulus besar-besaran.
Ia telah lama menganjurkan peningkatan pengeluaran pemerintah dan kebijakan moneter longgar untuk mendorong pertumbuhan. Namun, sejak menjabat, ia mengatakan bahwa keputusan kebijakan moneter harus diserahkan kepada BoJ.
Bank sentral mulai menaikkan suku bunga dari di bawah nol pada Maret tahun lalu akibat stagnasi, dengan inflasi yang melonjak. Ekonomi Jepang mengalami kontraksi 0,6% di kuartal ketiga (Q3) 2025.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


















































