Jakarta CNBC Indonesia - Cuaca ekstrem yang kerap datang tanpa pola jelas menjadi perhatian serius menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Kondisi ini dinilai berpotensi memengaruhi kelancaran layanan transportasi penyeberangan yang biasanya mengalami lonjakan penumpang penyeberangan.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Heru Widodo pun menegaskan bahwa aspek keselamatan tidak bisa ditawar dalam situasi apa pun.
"Karena anomali cuaca ini akan terus terjadi, bahkan kemarin BMKG menyampaikan sampai bulan Februari bisa saja. Sampai bulan Februari, maka tentu keselamatan juga harus kita perhatikan dengan baik. Keselamatan itu menjadi prioritas kita dan tidak ada toleransi atas korban, tidak toleransi atas pelanggaran-pelanggaran yang kemudian berdampak pada keselamatan para pengguna," kata Heru dalam media gathering ASDP, Senin (15/12/2025).
Selain faktor cuaca, kesiapan operasional juga menjadi sorotan utama ASDP jelang puncak arus liburan. Lonjakan mobilitas masyarakat dinilai harus diimbangi dengan perencanaan perjalanan yang lebih tertib. Di sinilah peran penumpang menjadi penting untuk mendukung kelancaran layanan di lapangan.
"Ada beberapa hal yang mungkin harus kita sampaikan kepada masyarakat, kepada publik terkait dengan pelayanan kita dalam rangka menyambut Nataru. Perlu kami sampaikan kepada seluruh masyarakat bahwa tiket kita ini sudah kita buka H-60. Jadi seluruh masyarakat bisa membeli tiket sebelum keberangkatan, yaitu H-60," ujar Heru.
Transformasi layanan digital juga terus digenjot untuk menghindari penumpukan di area pelabuhan. ASDP menilai pola lama yang mengandalkan transaksi di lokasi sudah tidak relevan lagi dengan tantangan saat ini.
"Kemudian yang kedua, kami ingin menyampaikan bahwa di pelabuhan tidak ada lagi kita menjual tiket secara manual. Jadi saya berharap seluruh masyarakat, pengguna jasa ASDP, di penyeberangan, itu untuk memastikan membeli tiket secara online," ujarnya.
Manajemen arus penumpang menjadi perhatian berikutnya, terutama di pelabuhan-pelabuhan padat. Kepadatan yang tidak terkendali berpotensi memicu gangguan pelayanan hingga risiko keselamatan. Karena itu, ketepatan waktu kedatangan penumpang dinilai sangat menentukan.
"Dan kemudian yang ketiga, kami ingin menyampaikan bahwa masyarakat diminta datang ke pelabuhan penyeberangan itu sesuai dengan jadwal tiket yang mereka beli. Sehingga kita bisa mengurai, kita bisa melayani masyarakat yang ingin menggunakan jasa ASDP ini dengan baik tanpa ada crowd atau kemacetan yang ada di pelabuhan," ujar Heru.
Meski Nataru merupakan agenda tahunan, tantangan setiap tahun selalu berbeda. Faktor cuaca, volume kendaraan, hingga perilaku pengguna jasa menjadi variabel yang harus diantisipasi sejak awal.
"Meskipun ini rutinitas kita setiap tahun, Nataru tahun ini tentu harus kita siapkan dengan baik, kita siapkan dengan matang. Sehingga pelayanan-pelayanan kita ini bisa kita lakukan dengan baik," kata Heru.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]


















































