Jarang Diketahui! Soekarno Hampir Diangkat Jadi Nabi

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak lahir pada 6 Juni 1901, tepat 124 tahun lalu, Soekarno barangkali tak pernah membayangkan bahwa suatu hari akan ada pihak yang mengagumi dirinya secara berlebihan. Bahkan menyebutnya sebagai nabi.

Soekarno pun resah dan langsung bergegas menolaknya. Kejadian ini terjadi sekitar 75 tahun lalu.

Koran Istimewa (8 Desember 1957) memberitakan, pihak pertama yang mengangkat Soekarno sebagai nabi adalah gerakan kebatinan di Jawa Barat. Pada 1950-an, mereka mengakui Soekarno sebagai nabi.

Kemudian, pada tahun 1957, giliran aliran kepercayaan di Yogyakarta yang melakukan hal serupa. Aliran tersebut adalah Agama Djawa Asli Republik Indonesia (ADARI), yang juga menganggap Soekarno sebagai nabi.

Sejarawan Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya (1990) mengungkap, ADARI berdiri tahun 1946 dan jadi salah satu gerakan kebatinan bersifat politis yang muncul setelah kemerdekaan. ADARI merupakan aliran kepercayaan yang menerapkan nilai-nilai Pancasila secara gotong royong.

Mereka mengangkat Soekarno menjadi nabi karena menganggapnya telah berhasil membawa Indonesia meraih kemerdekaan.

"Menurut pendapat ADARI, Bung Karno adalah orang yang 'kemasukan' Tuhan untuk mencapai kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia," ungkap harian Istimewa.  

Pengakuan dari ADARI inilah yang membuat Soekarno resah dan merasa perlu memberikan klarifikasi. Pasalnya, ADARI berulang kali merencanakan acara pengangkatan resmi Soekarno sebagai nabi.

Presiden pertama Indonesia Soekarno saat bertemu Presiden Prancis Jenderal de Gaulle Di Istana Elysée, di Paris, Prancis, pada 21 Juni 1963. (File Foto - Gamma-Keystone via Getty Images/Keystone-France)Foto: Presiden pertama Indonesia Soekarno saat bertemu Presiden Prancis Jenderal de Gaulle Di Istana Elysée, di Paris, Prancis, pada 21 Juni 1963. (File Foto - Gamma-Keystone via Getty Images/Keystone-France)
Presiden pertama Indonesia Soekarno saat bertemu Presiden Prancis Jenderal de Gaulle Di Istana Elysée, di Paris, Prancis, pada 21 Juni 1963. (File Foto - Gamma-Keystone via Getty Images/Keystone-France)

Situasi ini semakin memprihatinkan karena pada saat yang sama muncul berbagai aliran serupa yang juga mengklaim hal yang sama, yakni menobatkan Soekarno sebagai nabi.

Koran Istimewa (24 Mei 1959) merinci setidaknya ada tiga aliran kepercayaan yang menganggap Soekarno sebagai nabi, antara lain PERMAI di Bandung, Agama Pancasila di Sumatera Utara, dan ADARI di Yogyakarta.

Kepala Bagian Kerohanian Kementerian Agama, Asnawi Hadisiswojo, mengungkap bahwa Soekarno dengan tegas menolak pengakuan dirinya sebagai nabi yang datang dari ADARI dan berbagai aliran lain.

"Presiden Soekarno meminta agar Kementerian Agama bagian gerakan kebatinan memastikan agar hal semacam ini tidak terulang kembali," ungkap Asnawi, dikutip dari koran Istimewa.

Soekarno juga menyebut dirinya hanya manusia Muslim biasa. Katanya, jika kulitnya dibuka hanya akan terlihat dua kalimat syahadat.

Alasan terjadi pengkultusan berlebihan terhadap sosok Soekarno beranjak dari pandangan bahwa presiden pertama itu sakti dan punya hal-hal mistik menyangkut kehidupannya. Majalah Masyarakat (edisi 1954) mewartakan, Soekarno bahkan seringkali dianggap dukun. 

Pernah seseorang bernama Nyi Isah dari Sumedang datang jauh-jauh ke Jakarta untuk bertemu Soekarno. Dia ingin proklamator itu mengobati penyakitnya dengan kesaktian yang dipunya. Dengan harapan bisa sembuh total setelah dibacakan doa oleh presiden. 

Soekarno juga pernah bercerita dalam otobiografinya Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat (1965) saat ada petani datang kepadanya untuk meminta air. Si petani percaya air pemberian Soekarno punya zat-zat keajaiban yang bakal menyembuhkan.

"Dia yakin anaknya akan meninggal kalau tidak memperoleh obat dariku," katanya.

Soekarno pun memberikan air ledeng dan ajaibnya anak itu tak lama sembuh.

Menurut Soekarno, semua itu hanyalah kebetulan. Dia membantah pandangan publik atas kesaktiannya. Proklamator itu juga mengungkap hanyalah manusia biasa, seperti jutaan orang Indonesia lain, yang sering melakukan kesalahan.

"Bukankah aku bersifat manusia seperti juga setiap manusia lainnya. Bahkan, kalau engkau melukai seorang kepala negara, dia akan lemah," ungkap Soekarno. 

Kuatnya kepercayaan masyarakat akan nuansa mistik membuat bantahan-bantahan Soekarno tak begitu saja dipercaya. Bahkan, usai wafat pada 21 Juni 1970, masih banyak orang mencari benda peninggalan Soekarno. Sebab menganggap bisa membawa keajaiban, seperti tongkat, peci, dan sebagainya.

"Daya tarik mistik Soekarno adalah karena dia menggetarkan tali-tali emosi, sentimen, irasionalitas yang menguasai jiwa bangsa kita," kata jurnalis senior Mochtar Lubis dalam koran Indonesia Raya (30 Juni 1970).


(mfa/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |