Ini Bintang IPO 2025: Sahamnya Sudah Terbang 3.300%!

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) kerap menjadi instrumen investasi yang sangat diminati, khususnya di kalangan trader dan investor pemula.

Antusiasme ini tidak terlepas dari potensi pertumbuhan harga yang sering kali mencolok pada periode awal setelah saham tersebut resmi tercatat di bursa. Dalam beberapa kasus, saham-saham IPO mampu membukukan kenaikan harga yang signifikan hingga mencapai level multibagger, yakni pertumbuhan nilai lebih dari dua kali lipat dari harga penawarannya.

Daya tarik tersebut muncul karena beberapa faktor. Pertama, momentum saat perusahaan baru melantai di pasar modal biasanya membawa sentimen positif, baik dari sisi fundamental perusahaan maupun persepsi publik terhadap prospek masa depannya.

Kedua, keterbatasan jumlah saham yang beredar pada awal perdagangan kerap mendorong dinamika permintaan yang lebih tinggi dibandingkan pasokan, sehingga memicu kenaikan harga yang cepat. Selain itu, perusahaan yang melakukan IPO umumnya berada dalam fase ekspansi, sehingga menawarkan cerita pertumbuhan (growth story) yang menarik bagi calon investor.

Namun demikian, meskipun peluang keuntungan jangka pendek terlihat menjanjikan, investasi pada saham IPO juga mengandung risiko yang perlu dipertimbangkan secara matang.

Volatilitas harga yang tinggi pada hari-hari pertama perdagangan dapat menyebabkan fluktuasi tajam yang merugikan jika tidak dikelola dengan baik. Informasi historis yang terbatas mengenai kinerja saham tersebut juga membuat analisis lebih menantang dibandingkan dengan saham yang telah lama tercatat.

Oleh karena itu, meskipun saham IPO dapat menjadi peluang menarik bagi trader dan investor baru, setiap keputusan investasi tetap perlu dilakukan berdasarkan analisis yang komprehensif, manajemen risiko yang baik, serta pemahaman terhadap profil perusahaan yang bersangkutan. Dengan pendekatan yang tepat, potensi keuntungan dari saham IPO dapat dimaksimalkan tanpa mengabaikan risiko yang melekat di dalamnya.

Disepanjang tahun ini, tercatat sudah 24 perusahaan yang melakukan IPO mulai dari papan pengembangan hingga papan utama, menariknya di tahun ini tidak ada saham IPO yang berasal dari papan akselerasi.

Dominan performa harga saham-saham IPO di tahun ini mencatatkan pertumbuhan positif, 15 mencatatkan kenaikan, sementara sisanya 9 emiten harus mencatatkan penurunan harga saham.

Terpantau terdapat 6 emiten yang masih mencetak kenaikan di atas 100%. Saham COIN di urutan pertama dengan terapresiasi hingga 3.350%, kemudian disusul CDIA dengan kenaikan 855,26%.

Terdapat pula di posisi ketiga oleh RATU dengan pertumbuhan saham 782,61%, dan urutan keempat diisi oleh saham FORE dengan naik 173,94% dan yang baru saja melantai PJHB dengan kenaikan 140,91%, serta saham MINE dengan terapresiasi hingga 125,93%.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |