IMF Bilang RI Bright Spot Dunia, Airlangga Beberkan Buktinya

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan alasan Dana Moneter Internasional atau IMF menyematkan pujian ke Indonesia sebagai titik cerah atau "the Bright Spot" di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Sebagaimana diketahui, IMF dalam laporan terbaru World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2025 merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9%, dari sebelumnya 4,8% untuk 2025. Revisi ke atas juga disematkan untuk proyeksi pertumbuhan 2026, sebesar 4,9%.

"Jadi di antara berbagai negara di G20, menurut Managing Director daripada IMF, Ibu Kristalina, mengatakan Indonesia adalah the bright spot di tengah ketidakpastian," kata Airlangga saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Airlangga menekankan, pujian itu didasari pada fundamental ekonomi Indonesia yang kini sangat kuat. Pertumbuhan ekonomi rata-rata Indonesia sudah di kisaran 5%, inflasi terkendali di 2,6%, cadangan devisa sekitar Rp 150 miliar, defisit APBN terjaga di bawah 3% dan rasio utang terhadap PDB di bawah 40%.

"Jadi ini memberikan kepercayaan kepada dunia internasional, di mana rating kita juga masih pada investment grade, dengan outlook stabil," ucap Airlangga.

Sebagai catatan, dalam WEO Oktober 2025, IMF tidak menjelaskan rinci mengenai revisi ke atas untuk proyeksi ekonom Indonesia. Namun, IMF menyinggung efek perkembangan tarif sebagai pengaruh utama terhadap pertumbuhan di kawasan ASEAN.

"Bagi sejumlah negara di kawasan ini-terutama di ASEAN, yang termasuk di antara negara-negara yang paling terdampak-perkembangan perkiraan pertumbuhan sebagian besar meniru tingkat tarif efektif," tulis IMF dalam WEO Oktober 2025, dikutip Selasa (14/10/2025).

Secara global, IMF juga merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi dari 3% menjadi 3,2% pada tahun ini. Sementara itu, IMF memperkirakan pertumbuhan lebih rendah untuk ekonomi global pada tahun depan sebesar 3,1%.

IMF mengungkapkan perekonomian global telah menunjukkan ketahanan terhadap guncangan kebijakan perdagangan. Hal ini terjadi, salah satunya, karena guncangan kebijakan dagang ini terjadi dalam skala yang lebih kecil daripada yang diperkirakan awalnya. Namun, level pertumbuhan ini masih lebih rendah dibandingkan rata-rata prapandemi.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kabar Baik! IMF Naikkan Proyeksi PDB Global Jadi 3,1% Tahun Ini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |