Ibadah Haji di Bawah Cuaca Panas Mendidih, Ini Persiapan Arab Saudi

1 day ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari 1,3 juta jemaah haji dari seluruh dunia telah tiba di Makkah menjelang dimulainya ibadah haji tahun ini, yang secara resmi akan berlangsung mulai Rabu (4/6/2025). Pemerintah Arab Saudi kini menerapkan pengamanan dan penanganan cuaca ekstrem dalam skala besar guna mencegah terulangnya tragedi tahun lalu, ketika 1.301 jemaah meninggal dunia akibat gelombang panas yang mencapai suhu hingga 51,8 derajat Celsius.

Dengan suhu yang diperkirakan kembali menembus lebih dari 40 derajat Celsius selama prosesi haji yang berlangsung selama beberapa hari ke depan, pemerintah setempat telah mengerahkan lebih dari 250.000 petugas dari lebih dari 40 lembaga pemerintah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para jemaah.

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq al-Rabiah, menyatakan bahwa pihaknya telah menggandakan upaya mitigasi panas dibanding tahun sebelumnya. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain perluasan area teduh hingga 50.000 meter persegi, penambahan ribuan tenaga medis siaga di berbagai titik, dan penerapan lebih dari 400 unit pendingin udara besar di sekitar area ibadah.

"Fokus kami adalah keselamatan dan kesehatan para tamu Allah. Semua langkah ini diambil agar tragedi tahun lalu tidak terulang kembali," ujar al-Rabiah kepada AFP.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan bahwa pada Senin (2/6/2025), ketika suhu telah melampaui 40 derajat, 44 kasus gelombang panas sudah ditangani secara medis.

Untuk mendukung pengelolaan jutaan jemaah yang memadati Makkah, pemerintah Saudi juga memanfaatkan teknologi terbaru berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memantau data dan video dari berbagai titik. Armada drone baru juga digunakan guna mengawasi pergerakan massa dan mendeteksi potensi kerumunan berbahaya sejak dini.

Meski suhu ekstrem menjadi tantangan besar, para jemaah tetap menunjukkan antusiasme dan rasa syukur yang mendalam. Abdul Majid Ati, seorang pengacara asal Filipina, menyebut haji sebagai "berkah dari Allah".

"Kami merasa sangat damai dan aman di tempat ini," ujarnya kepada AFP di dekat Masjidil Haram.

Sementara itu, seorang jemaah asal Nigeria bernama Abdulhamid, yang baru berusia 27 tahun dan menjalankan haji untuk kedua kalinya, mengungkapkan kegembiraannya. Namun ia juga mengingatkan kerasnya cuaca di Mekah. "Sangat, sangat, sangat panas," katanya sambil menunjukkan kacamata hitam yang selalu ia pakai saat keluar.

Adapun sebagian besar korban jiwa pada haji tahun lalu adalah jemaah ilegal yang tidak memiliki izin resmi dan karenanya tidak mendapat akses ke tenda atau bus ber-AC.

Menanggapi hal itu, pemerintah Arab Saudi tahun ini melancarkan operasi besar-besaran terhadap jemaah tanpa izin, dengan pengawasan ketat melalui razia, drone, dan pesan teks peringatan.

Bagi siapapun yang kedapatan memasuki Mekah secara ilegal selama musim haji, sanksinya bisa sangat berat: denda besar, deportasi, dan larangan masuk kembali ke Arab Saudi hingga 10 tahun.

Keselamatan jemaah menjadi perhatian utama pemerintah Saudi, mengingat sejarah kelam dalam pelaksanaan haji. Tragedi paling mematikan terjadi pada 2015 saat ritual lempar jumrah di Mina menyebabkan hampir 2.300 orang tewas akibat desak-desakan.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Strategi Maksimalkan Kinerja Biro Haji di Musim Haji 2025

Next Article Waspada Panas Ekstrem Saat Haji, Suhu Bisa Tembus 50 Derajat Celcius

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |