HNW Kecam Keras Anggota Kongres AS soal Pencaplokan Kompleks Al-Aqsa

4 hours ago 4

Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengecam keras langkah sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat (AS) yang dipimpin Claudia Tenney dan Clay Higgins karena menginisiasi resolusi yang berpotensi memberikan kedaulatan Israel atas kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Ia menyerukan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) beserta seluruh negara anggotanya, bersama semua masyarakat umat Islam di seluruh dunia, untuk bersatu dan mengambil langkah tegas dalam menyelamatkan eksistensi Masjid Al-Aqsa. Seruan itu termasuk menolak rencana pencaplokan melalui rancangan regulasi yang digagas di Kongres AS, sekaligus mendorong upaya penyelamatan Masjid Al-Aqsa dari ancaman keruntuhan akibat semakin masifnya penggalian terowongan yang dilakukan Israel di bawah dan sekitar kawasan suci tersebut.

Menurutnya, peringatan keras yang disampaikan oleh Ma'rouf al Rifa'i, Penasehat Gubernur Yerusalem itu, harusnya diperhatikan serius oleh OKI, apalagi karena didirikannya OKI memang untuk merespons tindakan Israel yang membahayakan eksistensi Masjid Al-Aqsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah sebuah persoalan serius, dan harus ditanggapi dengan sangat serius oleh OKI dan masyarakat dunia Islam. Negara-negara Islam dan mayoritas umat muslim, serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harusnya segera bersatu dan mengambil langkah-langkah tegas menolak laku jahat tersebut, dan memastikan kondisi tersebut untuk digagalkan dan dihentikan," ujar HNW dalam keterangannya, Sabtu (1/11/2025).

HNW menjelaskan bahwa nilai keberadaan Masjid Al-Aqsa sangatlah tinggi. Pertama, Masjid Al-Aqsa merupakan masjid suci kiblat pertama umat Islam yang sangat dihormati oleh umat Islam se dunia. Kedua, UNESCO sebagai salah satu badan dari Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) yang membidangi urusan pendudukan dan budaya telah mengakui dan menetapkan Masjid Al-Aqsa sebagai warisan budaya milik umat Islam, yang ditetapkan sejak Oktober 2016 lalu.

Oleh karena itu, HNW mengatakan langkah segelintir Anggota Kongres AS tersebut untuk memberikan kedaulatan kepada Israel terhadap Masjid Al-Aqsa tersebut bukan saja tidak demokratis dan tidak memahami sejarah secara utuh, melainkan juga tindakan yang sangat provokatif yang makin menjauhkan terjadinya perdamaian di kawasan apalagi terealisasinya solusi dua negara.

"Saya mendukung sikap yang disampaikan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American-Islamic Relation/CAIR) bahwa langkah Israel dan beberapa anggota Kongres AS tersebut sebagai aksi yang berbahaya," ujarnya.

Selanjutnya, HNW mengatakan inisiatif negatif itu dapat menimbulkan kemarahan yang sangat besar umat Islam di dunia.

"Ini bukan hanya dapat mengganggu stabilitas keamanan di kawasan Timur Tengah, tetapi upaya provokatif ini juga dapat merusak hubungan Amerika Serikat dengan masyarakat Islam di seluruh dunia," jelasnya.

Lebih lanjut, HNW menuturkan bahwa guna memastikan terwujudnya ketertiban dunia, maka sudah selayaknya apabila semua tindakan yang membahayakan eksistensi masjid Al-Aqsa serta gagasan provokatif pencaplokan Masjid Al-Aqsa tersebut agar segera dihentikan, dan berharap agar Pemerintah Indonesia bisa menjadi salah satu garda terdepan yang memastikan hal tersebut bisa dihentikan dan benar-benar tidak terjadi di Kongres AS. Apalagi, lanjut HNW, selama ini komunikasi Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Donald Trump sangatlah lancar dan konstruktif.

"Kita melihat sendiri bagaimana Presiden Trump dalam berbagai kesempatan memuji Presiden Prabowo, termasuk atas keterlibatannya dalam mengupayakan perdamaian di Jalur Gaza, Palestina. Oleh karenanya, atas hubungan baik ini, akan sangat bermanfaat apabila Presiden Prabowo dapat mengkomunikasikan permasalahan tersebut dengan Presiden Trump. Dan bila perlu, apabila inisiatif ini terus bergulir, agar Presiden Trump diingatkan untuk mengeluarkan veto menolaknya," ungkapnya.

Selain komunikasi langsung dengan Presiden Trump, lanjut HNW, Pemerintah Indonesia juga perlu memastikan agar negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI untuk mengambil langkah-langkah strategis dan terukur agar inisiatif provokatif tersebut bisa dihentikan.

"OKI perlu mengambil peran yang konkret dan strategis dalam menanggapi persoalan ini secara sangat serius, untuk menyelamatkan masjid Al-Aqsa, apalagi karena memang untuk itulah dahulu pada tahun 1969 negara-negara Islam menyepakati mendirikan OKI untuk bela dan selamatkan masjid Al-Aqsa yang dibakar oleh ekstrimis dari Israel, "pungkasnya.

(akn/ega)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |