Harita Fokus Efisiensi Operasi, Cetak Laba Rp1,66 T di Kuartal I-2025

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel melanjutkan upaya efisiensi operasi dengan merampungkan pembangunan smelter feronikel (FeNi) PT Karunia Permai Sentosa (KPS) pada Januari 2025.

Fase pertama smelter dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ini mencapai kapasitas penuh pada Maret 2025 dan berkontribusi pada penjualan dari lini RKEF Harita Nickel yang secara total 43.873 ton kandungan nikel dalam FeNi pada Kuartal I tahun 2025.

Direktur Keuangan Harita Nickel, Suparsin D Liwan menyatakan, kondisi industri nikel saat ini membuat pelaku usaha melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak efisiensi operasi, tak terkecuali Harita Nickel. Perusahaan terus melanjutkan pengetatan biaya operasional untuk semua bisnis unit dan fokus pada upaya menjaga kesehatan keuangan Perusahaan secara jangka panjang.

"Strategi operasi lain yang dilakukan adalah dengan dimulainya pekerjaan konstruksi pabrik yang memproduksi kapur tohor atau quicklime, sebagai bahan pendukung proses HPAL dan akan meningkatkan efisiensi biaya bahan baku pendukung," katanya.

Tantangan besar juga masih menggayuti industri nikel Indonesia, mulai dari dinamika geopolitik global, keseimbangan produksi, hingga standarisasi lingkungan yang ketat.

Menyadari hal ini, selain efisiensi, Harita Nickel juga menerapkan strategi keberlanjutan guna memastikan stabilitas pertumbuhan jangka panjang dengan merampungkan proses audit standar pertambangan internasional Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).

Audit ini akan menjadi yang pertama di Asia untuk perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi. Sebelumnya perusahaan juga telah menyelesaikan Responsible Minerals Assurance Process (RMAP) dari Responsible Minerals Initiatives (RMI).

Kedua audit ini memastikan praktik pengadaan nikel yang bertanggung jawab dan memenuhi standar yang berlaku di dunia internasional.

Harita Nickel juga telah menyelesaikan Landscape Level Nature Risk Assessment (LNRA) yang memperkuat pengelolaan lingkungan dan memastikan pendekatan yang transparan dalam pengembangan berkelanjutan di konsesi baru.

Cetak Laba Rp1,66 Triliun

Berdasarkan laporan keuangan periode fiskal pada 31 Maret 2025, perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara ini mencatatkan pendapatan Rp7,13 triliun, laba kotor Rp2,10 triliun dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp1,66 triliun.

Direktur Keberlanjutan Harita Nickel, Lim Sian Choo menambahkan, Perusahaan berhasil melakukan peningkatan penggunaan energi berkelanjutan 29,8 persen dibandingkan tahun 2023.

Salah satu kontribusi pengurangan emisi dilakukan Harita Nickel dengan melakukan penanaman 2.025 bibit bakau di Pulau Obi dan 1.750 bibit di Kayoa, Halmahera Selatan, bekerja sama dengan pemerintah setempat pada tahun lalu.

"Ke depan, Harita Nickel akan terus memantapkan komitmennya untuk memaksimalkan efisiensi, mengoptimalkan pemanfaatan aset dan mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam manajemen biaya. Termasuk mendorong inisiatif keberlanjutan, pengembangan masyarakat dan inovasi teknologi," pungkasnya


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Royalti Nikel & Minerba Naik! Pengusaha Makin Tercekik?

Next Article Ada Ancaman Baru, Hilirisasi Nikel Harus Dipercepat!

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |