Geger Mata-Mata Israel Hampir Jadi Wakil Menteri Negara Islam

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Eli Cohen, seorang intelijen Israel memiliki kisah menarik lantaran sukses menyusup ke pusat kekuasaan Suriah hingga hampir diangkat menjadi Wakil Menteri Pertahanan di negara tersebut. Dengan menggunakan identitas samaran Kamel Amin Thaabet, Cohen terlibat dalam salah satu operasi intelijen paling berpengaruh dalam sejarah Mossad.

Lahir dan besar di Mesir, Cohen direkrut Mossad pada 1954. Setelah itu, dia dikirim ke Suriah dengan kedok pengusaha tekstil kaya raya. Untuk memperkuat penyamarannya, Cohen dibekali latar belakang fiktif sebagai pria Suriah yang pindah ke Argentina pada 1949 dalam rangka membangun bisnis keluarga.

Mengacu buku Our Man in Damascus karya Elie Cohn (1971), Cohen mulai masuk ke Suriah melalui Jenderal Amin al-Hafez, yang pada saat itu menjadi atase militer Suriah di Argentina. Cohen mengaku kepada al-Hafez bahwa ia ingin kembali ke tanah kelahiran dan membantu membangun Suriah yang kala itu dilanda korupsi.

"Al-Hafez percaya dia adalah pengusaha nasionalis yang ingin memulihkan kehormatan Suriah," tulis Cohn, dikutip Sabtu (13/12/2025).

Kepercayaan tersebut membuka pintu lebar bagi Cohen. Dia kemudian mendapat akses untuk diperkenalkan ke pejabat-pejabat tinggi dan elite militer. Namanya semakin melesat setelah ia aktif menggelar pesta yang kerap menjadi tempat bertukarnya informasi strategis.

Penulis Samantha Wilson dalam Israel (2011) mencatat bahwa kebiasaan elite Suriah berpesta menjadi celah penting bagi Cohen untuk mengumpulkan data penting negara tersebut tanpa dicurigai.

Pada 1963, al-Hafez naik menjadi presiden dan hubungan keduanya makin dekat. Cohen bahkan sering diajak mengunjungi lokasi-lokasi militer sensitif. Dari sana, ia mengumpulkan informasi detail mengenai pertahanan Suriah yang kemudian dikirim ke Israel melalui kode morse. Operasi itu berlangsung lebih dari tiga tahun.

Kepercayaan yang Cohen bangun terus membuahkan hasil. Puncaknya, Cohen ditawari menjadi Wakil Menteri Pertahanan Suriah.

"Ia sempat ragu menerima tawaran itu, namun Mossad mendorongnya melanjutkan operasi," ungkap Cohn dalam bukunya.

Namun, nasib berbalik pada 1965. Pada suatu malam, pihak militer Suriah mendapati sinyal kode morse mencurigakan dari rumah Cohen. Setelah penyelidikan intensif, ia ditangkap sebagai mata-mata. Presiden al-Hafez dikabarkan marah lantaran adanya kebocoran intelijen yang menyebabkan Suriah berulang kali kalah dalam konflik melawan Israel.

Cohen kemudian disiksa dan akhirnya dihukum gantung di depan publik pada 18 Mei 1965. Jenazah Cohen tak pernah dipulangkan ke Israel.

Meski sudah dieksekusi, dampak operasi Cohen tetap terasa. Informasi yang ia bocorkan membantu Israel memenangkan Perang Enam Hari pada 1967.

"Ia mungkin sosok paling berpengaruh dalam sejarah intelijen Timur Tengah," tulis Cohn yang menggambarkan betapa besar efek operasi Cohen terhadap dinamika regional.

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |