Fenomena Langit Awal November: Supermoon dan Meteor Taurid

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - November adalah bulan ketika langit malam kembali menjadi panggung utama. Memasuki paruh akhir tahun, konfigurasi benda-benda langit bergerak ke posisi yang menguntungkan bagi pengamat di Bumi. Dari purnama yang mendekat hingga jarak terdekatnya, hingga gugus meteor yang melintas pelan namun memancarkan kilatan api sesekali.

November 2025 menjadi bulan yang tidak hanya menawarkan cahaya Bulan yang luar biasa terang, tetapi juga menghadirkan deretan peristiwa astronomi yang memperkaya pengalaman mengamati langit malam.

Pada 5 November 2025 pukul 22.00 UTC, Bulan akan mencapai posisi perigee - yaitu titik dalam orbit elipsnya yang berada pada jarak paling dekat dari Bumi. Pada momen ini, jarak Bulan diperkirakan hanya sekitar 356.833 km, lebih dekat dibandingkan rata-rata jarak Bulan sehari-hari.

Kebetulan posisi perigee ini berlangsung hampir bersamaan dengan fase Bulan purnama, sehingga purnama tersebut tergolong sebagai supermoon, yakni kondisi ketika disk Bulan akan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang daripada purnama pada umumnya.

Fenomena ini bukan hanya menonjol dari sisi visual, namun juga berdampak pada dinamika pasang surut: gaya gravitasi yang lebih kuat akan menyebabkan potensi pasang laut yang sedikit lebih tinggi dari kondisi normal. Tidak ekstrem, tetapi cukup untuk terasa pada wilayah pesisir tertentu.

Selain fenomena supermoon ini, awal November juga merupakan periode klasik munculnya aktivitas hujan meteor Taurid, yang terdiri atas dua komponen: Taurid Selatan dan Taurid Utara. Puncak aktivitas Taurid Selatan diperkirakan terjadi pada 5 November 2025 pukul 13.00 UTC, sementara Taurid Utara menyusul pada 9 November 2025 pukul 12.00 UTC.

Kedua aliran meteor ini terkenal bukan karena jumlah meteor yang banyak, tetapi karena kemungkinan munculnya meteor bercahaya sangat terang yang disebut fireball. Intensitasnya juga tidak seperti hujan meteor yang memiliki satu malam "puncak" yang sangat mencolok: melainkan cenderung menyebar, dengan rentang observasi yang ideal mulai dari akhir Oktober hingga awal November, saat kedua aliran tersebut saling bertumpang tindih.

November: Bulan yang Sarat Atraksi Langit Malam

Secara umum, bulan November 2025 merupakan salah satu periode terbaik bagi pengamat langit. Pada bulan ini, berbagai objek dan fenomena astronomi menarik mencapai visibilitas ideal. Setidaknya terdapat sekitar sepuluh fenomena atau hal penting yang dapat menjadi agenda pengamatan langit bulan ini, antara lain:

1. Supermoon purnama pada awal November
2. Bulan berada pada titik perigee
3. Puncak hujan meteor Taurid Selatan
4. Puncak hujan meteor Taurid Utara
5. Kemungkinan kemunculan fireball Taurid yang sangat terang
6. Sejumlah konjungsi Bulan dengan planet yang berbeda sepanjang bulan
7. Rasi Taurus berada pada posisi pengamatan yang optimal
8. Awal terbukanya "langit musim dingin", dengan nebula dan gugus bintang musim dingin yang mulai terangkat tinggi di langit malam
9. Gugus bintang Pleiades atau Seven Sisters terlihat dominan
10. Purnama November yang secara tradisi di Amerika Utara dikenal sebagai "Beaver Moon" atau "bulan berang-berang"

Nama "Beaver Moon" merupakan penamaan tradisional yang telah digunakan sejak era penduduk asli Amerika dan para pemukim awal di Amerika Utara, yakni sebagai penanda waktu ketika para penjebak hewan memasang perangkap untuk berang-berang sebelum danau dan sungai membeku di puncak musim dingin. Pada tahun 2025, Beaver Moon ini kebetulan juga merupakan supermoon, sehingga menambah alasan mengapa purnama awal November tahun itu menjadi salah satu momen astronomi paling layak untuk disaksikan.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |