Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) disebut tengah menyusun format kerja sama baru beranggotakan lima kekuatan besar. Selain Amerika, "geng" baru itu akan beranggotakan Rusia, China, India, dan Jepang.
Mengutip AFP pada Jumat 912/12/2025), rencana ini pertama kali diungkap sejumlah media AS yang menelusuri draf panjang Strategi Keamanan Nasional (NSS) pemerintahan Presiden Donald Trump yang belum dipublikasikan.
Menurut laporan Defense One, draf tersebut menggagas forum baru bernama "Core 5", yang akan menggelar pertemuan puncak rutin layaknya G7, dengan fokus pada isu strategis tertentu.
"Format ini dirancang sebagai ruang dialog antara kekuatan besar di luar kerangka G7," tulis media itu mengutip dokumen yang beredar secara internal.
Isu keamanan Timur Tengah disebut akan menjadi prioritas dalam pertemuan perdana, termasuk normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi.
Selain itu, draf tersebut juga dikabarkan mengusulkan pengurangan peran Washington dalam pertahanan Eropa serta mendorong NATO masuk ke model pembagian beban yang lebih ketat.
AS juga disebut akan memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara Uni Eropa yang lebih sejalan dengan pandangan Washington seperti Austria, Hungaria, Italia, dan Polandia.
Namun Gedung Putih membantah keras keberadaan dokumen alternatif itu. Juru bicara Gedung Putih Anna Kelly mengatakan kepada Politico bahwa "tidak ada versi alternatif, pribadi, atau rahasia" selain NSS resmi setebal 33 halaman yang telah dirilis.
Dari Moskow, Kremlin menyatakan belum menerima penjelasan resmi dari Washington mengenai laporan tersebut. Menurut juru bicara pemerintah, informasi seperti ini perlu disikapi dengan "skeptis".
Isu ini muncul di tengah perdebatan mengenai posisi Rusia dalam forum ekonomi global. Rusia pernah masuk G8 pada 1998, sebelum keanggotaannya dibekukan pada 2014 setelah aneksasi Krimea. Trump sendiri berkali-kali menilai keputusan mengeluarkan Rusia adalah "kesalahan besar."
Presiden Vladimir Putin baru-baru ini menegaskan kepada India Today bahwa Moskow tidak berniat kembali ke G7. "Signifikansi kelompok itu terus menurun," ujarnya.
(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
