Jakarta -
Anggota DPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan Hari Raya Idul Adha bukan hanya menjadi momen penting bagi umat Islam. Melainkan panggilan untuk meneguhkan kembali semangat pengorbanan, solidaritas, dan persatuan bangsa.
Bamsoet menilai perayaan Idul Adha menjadi cermin nyata dari gotong royong dan kepedulian sosial yang mampu menyentuh berbagai lapisan kehidupan.
"Idul Adha bukan hanya sekadar perayaan agama, tetapi juga sebuah momentum yang sarat dengan nilai-nilai sosial. Momen ini mengingatkan kita untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan untuk selalu siap membantu sesama. Ketika kita bermanfaat bagi satu sama lain, kita tidak hanya merayakan ibadah, tetapi juga menguatkan ikatan persatuan dan kebersamaan dalam masyarakat," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (8/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan saat perayaan Idul Adha, umat muslim biasanya melakukan penyembelihan hewan kurban. Hasil dari penyembelihan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Menurut Bamsoet, kurban saat Idul Adha tidak hanya merupakan ritual ibadah, namun juga sarana untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung. Hal ini menunjukkan potensi aksi sosial yang terkandung dalam perayaan Idul Adha dalam mengurangi kesenjangan sosial dan mendorong solidaritas di antara sesama.
"Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat, terdapat sekitar 9,36% penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Di tengah realitas ini, momentum Idul Adha menjadi peluang strategis untuk mendorong redistribusi kekayaan secara lebih adil, melalui distribusi daging kurban. Praktik ini tidak hanya berfungsi sebagai bentuk ibadah individual, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan sosial antara yang mampu dan yang membutuhkan," kata Bamsoet.
Bamsoet menambahkan, perayaan Idul Adha juga mengingatkan akan pentingnya empati dan kepedulian di tengah maraknya polarisasi sosial dan politik. Sebab, Idul Adha mengajarkan pengorbanan bukan semata-mata tentang materi, tetapi juga tentang kerendahan hati untuk mengesampingkan ego dan merajut kembali simpul-simpul kebangsaan yang mulai mengendur.
Di tengah perbedaan pilihan politik, latar belakang etnis, dan status sosial, lanjut Bamsoet, umat Islam dipersatukan dalam satu panggilan spiritual meneladani ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail. Menurutnya, hal ini dapat menjadi narasi kuat untuk membangun Indonesia yang inklusif dan berbasis solidaritas sosial.
"Apalagi dalam situasi dunia yang semakin tidak pasti, kekuatan komunitas yang solid dan saling peduli menjadi aset penting. Di sinilah perayaan Idul Adha memiliki nilai strategis sebagai katalisator pembentukan masyarakat yang kuat dan tangguh. Momen Idul Adha harus menjadi pengingat bahwa keberagamaan sejati mesti terwujud dalam aksi sosial yang konkret dan menyentuh kehidupan orang lain," pungkas Bamsoet.
Lihat Video 'Presiden Prabowo Salat Idul Adha 2025 di Masjid Istiqlal, Ada Puan-JK':
(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini