Anggaran Rp11.000 T Habis Buat Pangan, Tapi Dunia Masih Gagal Kenyang!

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Dunia tampaknya semakin sadar akan pentingnya ketahanan pangan. Namun ternyata balik kenaikan anggaran besar-besaran, efektivitasnya justru menurun.

Menurut laporan terbaru Food and Agriculture Organization (FAO) bertajuk Tracking Progress on Food and Agriculture-Related SDG Indicators 2025, total belanja pemerintah global untuk sektor pertanian mencapai rekor US$701 miliar atau sekitar Rp 11.615 triliun (US$1=Rp 16.570) pada 2023.

Kenaikan ini menunjukkan perhatian yang meningkat terhadap sektor pangan dan pertanian di tengah tantangan perubahan iklim, inflasi pangan, dan konflik geopolitik. Namun, FAO mencatat bahwa peningkatan tersebut tidak sebanding dengan kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

Indeks Orientasi Pertanian atau Agriculture Orientation Index (AOI), indikator yang membandingkan proporsi belanja pertanian terhadap kontribusi PDB sektor ini, justru menurun dari 0,50 pada 2015 menjadi 0,43 pada 2023.

Artinya, meskipun dana meningkat secara nominal, perhatian fiskal terhadap pertanian justru mengecil dalam konteks perekonomian global.

FAO memperingatkan bahwa dunia masih "cukup jauh" dari target-target Sustainable Development Goals (SDGs) di bidang pertanian produktif dan berkelanjutan. Hanya ada sedikit perbaikan sejak 2015, namun belum ada satu pun sub-indikator yang mencapai target global.

Beberapa indikator yang dinilai hampir mencapai target mencakup diversifikasi output pertanian, efisiensi penggunaan nitrogen di lahan tanam, serta tekanan terhadap sumber daya air pertanian. Ketiganya menjadi ukuran penting untuk menilai seberapa berkelanjutan praktik pertanian global saat ini.

Di sisi lain, tantangan seperti ketimpangan investasi antarwilayah, kerusakan lahan subur, dan ketergantungan pada pupuk kimia masih menjadi hambatan besar. Negara berkembang, terutama di Asia dan Afrika, menghadapi keterbatasan anggaran publik, sementara negara maju mengalokasikan dana besar untuk subsidi pertanian domestik mereka.

Dalam konteks ini, Indonesia juga menjadi bagian penting dari peta global. Menurut data Kementerian Keuangan, alokasi anggaran ketahanan pangan nasional tahun 2024 mencapai Rp108,8 triliun, naik 7,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, proporsinya terhadap total belanja negara juga masih terbatas, mencerminkan pola serupa seperti tren global yang digambarkan FAO.

FAO menegaskan bahwa jika tren orientasi fiskal terhadap pertanian terus menurun, dunia berisiko gagal memenuhi target SDG 2: Zero Hunger.

Untuk itu, negara-negara perlu tidak hanya menaikkan nominal anggaran, tapi juga memperbaiki arah dan efisiensi penggunaan dana, termasuk dukungan terhadap teknologi ramah lingkungan, infrastruktur irigasi, dan pembiayaan petani kecil.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |