Jakarta, CNBC Indonesia - Badan keamanan Ukraina (SBU) melancarkan serangan pesawat nirawak besar-besaran terhadap pangkalan udara militer Rusia Minggu waktu setempat. Ukraina menyerang ribuan kilometer dari garis depan dalam apa yang dikatakan Presiden Volodymyr Zelensky sebagai operasi jarak jauh mereka yang pernah ada.
Operasi tersebut, yang diberi nama sandi "jaring laba-laba", memerlukan persiapan selama berbulan-bulan dan penyelundupan pesawat nirawak (drone) ke wilayah Rusia. Ukraina telah mengklaim kerusakan yang signifikan di Rusia akibat serangan tersebut.
"Sumber di dinas keamanan SBU Ukraina mengatakan serangan terkoordinasi itu menghantam 41 jet tempur yang digunakan untuk mengebom kota-kota Ukraina, dengan menyebutkan pesawat pengebom strategis Tu-95 dan Tu-22 serta pesawat deteksi radar dan komando A-50," lapor AFP, dikutip Senin (2/5/2025).
"Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa beberapa pesawat terbakar menyusul serangan pesawat nirawak di pangkalan-pangkalan di wilayah Murmansk dan Irkutsk, yang terletak di Kutub Utara Rusia dan Siberia timur," tambah laman itu.
Meski begitu, kebakaran itu berhasil dipadamkan dan tidak menimbulkan korban. Dikatakan pula bahwa tersangka telah "ditangkap".
Dinas keamanan Ukraina sendiri mengatakan mereka menghancurkan 34% pesawat pengebom strategis Rusia yang membawa rudal jelajah. Mereka juga mengklaim telah menimbulkan kerugian sebesar US$7 miliar (Rp 114 triliun).
Modus Operandi
Menurut sumber SBU Ukraina, operasi "jaring laba-laba" itu dipersiapkan selama lebih dari satu setengah tahun. Ditegaskan bahwa perasi itu memerlukan logistik yang sangat rumit.
Ukraina secara rutin meluncurkan pesawat nirawak untuk menyerang target di Rusia sebagai respons atas invasi Rusia tahun 2022. Tetapi modus operandi yang digunakan kali ini berbeda.
Sumber keamanan Ukraina mengatakan pesawat nirawak telah diselundupkan ke Rusia dan disembunyikan dalam struktur kayu yang dipasang di truk. Atap struktur tersebut kemudian dibuka dari jarak jauh agar pesawat nirawak dapat terbang menuju targetnya.
Foto yang dibagikan oleh SBU menunjukkan sejumlah pesawat nirawak hitam kecil yang disembunyikan dalam apa yang tampak seperti kontainer pengangkut. Kementerian pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa pesawat nirawak tersebut tidak diluncurkan dari wilayah Ukraina, tetapi "di sekitar pangkalan udara".
117 Drone
Zelensky sendiri memuji hasil "cemerlang" operasi tersebut dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi jarak terjauh kami" dalam lebih dari tiga tahun perang. Dengan menggunakan 117 pesawat nirawak, Ukraina mampu menjangkau wilayah ribuan kilometer dari garis depan, ketika serangannya umumnya difokuskan pada wilayah yang dekat dengan perbatasannya.
Dua pangkalan udara yang Ukraina katakan telah diserang, Olenya dan Belaya, berjarak sekitar 1.900 kilometer (1.180 mil) dan 4.300 kilometer dari Ukraina. Yang pertama terletak di Kutub Utara Rusia, yang lainnya di Siberia timur.
Kementerian Rusia mengatakan mereka berhasil menangkal serangan lain di wilayah Ivanovo dan Ryazan serta di Amur. Ini dekat perbatasan dengan China di Timur Jauh Rusia
Pukulan Berat bagi Putin
Sementara itu, para blogger militer Rusia menyebut serangan ini sebagai "pukulan berat" bagi negeri Presiden Vladimir Putin itu. Ini khususnya merujuk ke penerbangan Rusia setelah serangan Ukraina.
Rybar, akun di platform perpesanan Telegram yang dekat dengan militer Rusia misalnya. Ia menunjuk pada apa yang disebutnya sebagai "kesalahan serius" oleh intelijen Rusia.
Namun, makna simbolis itu penting bagi Ukraina, yang tentaranya telah menghadapi kemunduran di garis depan. Mantan presiden Ukraina Petro Poroshenko, yang sekarang menjadi tokoh oposisi, mengatakan "tidak ada argumen yang lebih baik" untuk Ukraina menjelang perundingan dengan Moskow di Istanbul.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini: