Update Terkini Gaza, Situasi Mendadak Tegang-Trump Beri Ancaman Baru

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya mempertahankan gencatan senjata di Jalur Gaza kembali menghadapi ujian berat. Pada Rabu (15/10/2025), truk-truk bantuan kemanusiaan mulai bergerak masuk ke Gaza, sementara Israel mempersiapkan pembukaan kembali perlintasan Rafah di tengah ketegangan baru terkait pengembalian jenazah sandera Israel oleh Hamas.

Israel sebelumnya mengancam akan menutup Rafah dan memotong pasokan bantuan jika Hamas tidak mempercepat proses pengembalian jenazah para sandera yang tewas.

Pada Rabu dini hari, Hamas menyerahkan kembali beberapa jenazah sandera Israel, disusul dua peti tambahan pada malam harinya. Seorang pejabat keamanan Israel menyebut, pihaknya telah mempersiapkan pembukaan Rafah bagi warga Gaza, sementara 600 truk bantuan direncanakan akan melintasi perbatasan pada hari yang sama.

Sementara itu, di Washington, Presiden Donald Trump menegaskan bahwa kesabaran AS terhadap Hamas ada batasnya. Dalam wawancara telepon dengan CNN, Trump mengatakan akan mempertimbangkan memberi izin kepada Israel untuk kembali berperang jika Hamas tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

"Israel akan kembali ke jalan-jalan itu begitu saya katakan waktunya. Jika Israel bisa masuk dan 'menghajar' mereka, mereka akan melakukannya," ujar Trump.

Sehari sebelumnya, Trump juga memperingatkan bahwa Hamas harus segera melucuti senjata atau "kami yang akan melucuti mereka", namun kemudian menegaskan bahwa militer AS tidak akan terlibat langsung jika pertempuran dimulai kembali.

Menurut seorang penasihat senior AS, Washington kini fokus memastikan "stabilisasi dasar situasi di Gaza" dan tengah merencanakan pembentukan pasukan internasional yang akan masuk ke wilayah itu sebagai bagian dari tahap lanjutan kesepakatan damai.

Hamas telah menyerahkan empat jenazah pada Senin, empat lagi pada Selasa malam, dan dua tambahan pada Rabu malam melalui Palang Merah Internasional di utara Gaza. Namun, otoritas Israel menyebut salah satu dari delapan jenazah sebelumnya "bukan sandera", memunculkan kecurigaan baru.

Sebelum pengiriman terakhir, 21 jenazah sandera masih tertinggal di Gaza, dan sebagian kemungkinan sulit ditemukan karena kehancuran besar akibat perang.

Sayap militer Hamas menyatakan pihaknya telah mematuhi perjanjian, menyerahkan seluruh sandera hidup serta jenazah yang berhasil ditemukan.

"Untuk sisa jenazah yang belum dikembalikan, pencarian memerlukan peralatan khusus dan upaya besar, namun kami terus berusaha menuntaskan hal ini," kata Hamas dalam pernyataan resmi.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Israel juga diwajibkan menyerahkan kembali jenazah 360 warga Palestina. Pada Selasa, 45 jenazah pertama telah diserahkan, dan tengah diidentifikasi oleh otoritas kesehatan Palestina.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengecam keras pengiriman bantuan ke Gaza. Dalam unggahannya di platform X, ia menyebut langkah itu sebagai "aib nasional" dan menuduh Hamas "berbohong soal pengembalian jenazah sandera."

Menteri Pertahanan Israel Katz memerintahkan penyusunan "rencana komprehensif untuk kekalahan total Hamas" jika kelompok itu menolak mematuhi kesepakatan damai yang digagas Trump.

Kekerasan di Gaza

Meski pasukan Israel kini telah mundur ke "garis kuning" di luar kota-kota besar Gaza sesuai perjanjian gencatan senjata, kekerasan belum benar-benar berhenti.

Beberapa faksi bersenjata Palestina lain mendukung penumpasan yang dilakukan Hamas terhadap klan lokal yang dituduh bersekongkol dengan Israel. Sejumlah orang dieksekusi di depan umum, memicu kecaman internasional.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk keras eksekusi itu setelah video yang diverifikasi Reuters menunjukkan tujuh pria ditembak mati di jalan oleh milisi bertopeng.

Komando militer AS untuk Timur Tengah juga menyerukan Hamas untuk "menghentikan kekerasan terhadap warga Palestina sendiri dan segera melucuti senjata."

Namun, Trump, meskipun memperingatkan kemungkinan serangan udara jika Hamas menolak pelucutan senjata, menyatakan dukungan atas operasi Hamas melawan geng kriminal lokal, menyebutnya sebagai bagian dari "upaya menegakkan ketertiban."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Bisa Tercapai Minggu Depan

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |