Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT CEO Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan pada Kamis (30/10/2025). Pertemuan ini menjadi krusial di tengah perjuangan dua ekonomi terbesar dunia ini untuk menyelesaikan konflik perdagangan berkepanjangan yang telah mengguncang ekonomi global.
Ketegangan antara kedua belah pihak memanas dalam beberapa minggu terakhir menyusul perluasan kontrol ekspor teknologi oleh Washington dan pengetatan pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh China. Esktremnya, Trump bahkan telah mengancam akan memberlakukan tarif baru sebesar 100% pada barang-barang China mulai 1 November jika Beijing tidak menyerah.
Namun, AS dan China menunjukkan kemajuan nyata selama akhir pekan setelah putaran terakhir pembicaraan perdagangan di Malaysia. Kerangka kerja kesepakatan perdagangan tersebut membuka jalan bagi pertemuan tatap muka pertama antara Trump dan Xi sejak kembalinya Trump ke Gedung Putih pada Januari.
Pertemuan terakhir mereka terjadi pada 2019, selama KTT G20 di Osaka, Jepang. Batas waktu 10 November untuk gencatan senjata tarif membayangi, karena kegagalan untuk mencapai kesepakatan bisa memicu kembali lonjakan tarif.
Sementara itu, berikut sejumlah isu utama yang kemungkinan besar akan menjadi pembahasan utama antara Trump dan Xi Jinping, sebagaimana dikutip dari CNN International.
Isu yang semula dimulai sebagai perang melawan aliran opioid mematikan fentanil kini meluas ke pertarungan yang jauh lebih luas, mencakup rare earths, ekspor kedelai Amerika, kontrol teknologi, dan kesepakatan energi China dengan Rusia.
1. Keresahan Bersama AS dan China
Tarif dan De-eskalasi Ketegangan Perdagangan
Meskipun telah melalui beberapa putaran pembicaraan, tarif atas barang-barang dari kedua belah pihak masih bertahan dalam dua digit. Kunci negosiasi adalah de-eskalasi tarif untuk menghindari perang dagang penuh.
Aturan Main yang Setara
Washington menyuarakan kekhawatiran jangka panjang mengenai hubungan ekonominya dengan China, termasuk defisit perdagangan yang substansial, sistem subsidi industri China, dan pembatasan akses pasar bagi pihak asing.
TikTok
Trump dan Xi telah membuat kemajuan dalam menyelesaikan kesepakatan mengenai TikTok. Aset-aset TikTok di AS diwajibkan dijual kepada pembeli Amerika berdasarkan undang-undang AS. Kesepakatan final dapat dicapai dalam pertemuan pekan ini.
Senjata Nuklir
Trump telah mengusulkan kontrol senjata nuklir sebagai topik pembahasan dalam pertemuan tersebut.
2. Keresahan Utama AS
Fentanil
Trump pertama kali memberlakukan tarif pada barang-barang China pada Februari, mengutip dugaan kegagalan Beijing untuk menahan aliran obat opioid ilegal yang mematikan ke AS. Sebuah kesepakatan diyakini dapat menghasilkan pengurangan tarif fentanil sebesar 20% yang diterapkan Trump, baik sebagian maupun seluruhnya.
Logam Tanah Jarang
China memberlakukan kontrol ekspor yang belum pernah terjadi sebelumnya pada mineral kritis, memicu kekurangan global dan mengganggu rantai pasokan. China mendominasi pemrosesan rare earths, menyumbang lebih dari 90% dari output olahan global.
Kedelai
China telah lama menjadi pembeli kedelai Amerika terbesar. Namun, impor tersebut terhenti total sejak Mei, memicu kemarahan dari petani AS.
Rusia
Trump berupaya mendapatkan pengaruh lebih besar untuk mengakhiri perang di Ukraina dan berharap Xi, mitra dekat Moskow, dapat membantu. Trump juga berulang kali mengancam akan mengenakan tarif pada negara-negara, seperti China, yang membeli minyak Rusia.
3. Keresahan Utama China
Kontrol Teknologi AS
Pembatasan AS pada ekspor cip AI dan teknologi canggih lainnya ke China telah menjadi titik pertikaian utama dalam diskusi perdagangan yang sedang berlangsung dan hubungan yang lebih luas antara kedua kekuatan tersebut.
Taiwan
Partai Komunis China mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai bagian dari wilayahnya, meskipun ditentang Taipei. Beijing berharap Washington akan mengubah posisi lamanya untuk "tidak mendukung" kemerdekaan Taiwan menjadi "menentangnya."
Pembatasan Investasi
Beijing memandang langkah-langkah Washington baru-baru ini sebagai upaya untuk membendung kebangkitan ekonomi China dan mengekang ambisi teknologinya. China ingin AS melonggarkan pembatasan investasi pada perusahaan-perusahaan China.
Biaya Pelabuhan
Beijing berulang kali menyuarakan oposisi sejak Washington mulai mengenakan biaya pada kapal buatan China yang berlabuh di pelabuhan Amerika awal bulan ini. Sebagai pembalasan, Beijing telah memperkenalkan pungutan serupa pada kapal AS.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utusan Trump & Xi Jinping Bakal Bertemu di London, Ini yang Dibahas!

















































