Top! RI Hemat Devisa Rp 107,2 Triliun dari Program BBM B40

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa implementasi program biodiesel 40% (B40) berhasil menghemat devisa hingga ratusan triliun. Terhitung, mulai dari awal Januari 2025 hingga saat ini penghematan devisa mencapai Rp 107,2 triliun.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyebutkan bila dibandingkan dengan penghematan devisa pada program B35 yang telah berlaku sebelumnya masih lebih tinggi yakni mencapai Rp 124 triliun.

"Dari sini manfaat program yang akan kita peroleh dalam satu tahun ini dalam pelaksanaan B40 ini, kita bisa memperoleh penghematan devisa sekitar Rp 107,2 triliun dan pada saat pelaksanaan B35 tahun lalu kita bisa mendapatkan benefit untuk penghematan devisa dengan total Rp 124 triliun," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu (12/11/2025).

Selain penghematan devisa, program B40 juga memberikan efek berganda ke ekonomi nasional. Terdapat peningkatan nilai tambah dari crude palm oil (CPO) pada tahun 2025 hingga November mencapai Rp 16,89 triliun. Program tersebut juga menyerap sekitar 1,5 juta tenaga kerja di sektor on-farm dan off-farm. Tak hanya itu, emisi gas rumah kaca berhasil ditekan hingga 32,2 juta ton CO2.

Program biodiesel B40 sendiri merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT).

"Dalam program Energi Baru Terbarukan itu kami saat ini bauran energinya sudah mencapai 16% dan ini terdiri dari faktor kelistrikan dan non-kelistrikan," ujar Eniya.

Implementasi B40 diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pengusahaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati. Dalam beleid itu, campuran 40% Fatty Acid Methyl Ester (FAME) ke dalam solar ditetapkan sebagai standar dalam program mandatori biodiesel. Program ini juga menjadi kelanjutan dari B35 yang berlaku sebelumnya.

"Mulai dari 1 Januari 2025 untuk 40% mandatori B40, sektor non-PSO tidak diberikan insentif dan apakah ke depan akan dilakukan B50 kami masih membahas melakukan uji dan melakukan konsolidasi dengan stakeholder untuk pelaksanaan B50 tersebut," tambahnya.

Saat ini, realisasi penyaluran biodiesel sudah mencapai 12,11 juta kiloliter dari target 15,6 juta kiloliter atau sekitar 77,8%. Kapasitas nasional produksi biodiesel juga terus meningkat, mencapai 22 juta kiloliter dari 28 pabrik biodiesel dan 25 badan usaha yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Pemerintah juga tengah menyiapkan langkah lanjutan untuk uji coba B50.

"Dalam waktu 6 bulan ke depan kami akan melakukan uji pemanfaatan B50 ke real condition. Jadi kita saat ini sedang mempersiapkan bagaimana menuju B50, uji teknis road test yang diperlukan, lalu uji kajian mengenai kecukupan dan keberlanjutan dana, dan kajian tentang ketersediaan CPO," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Konsumsi 6,8 Juta KL Biodiesel (B40) Sampai Juni 2025

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |