Jakarta, CNBC Indonesia — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat tersisa empat emiten di pipeline pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan pekan ini menjadi agenda IPO yang cukup padat. "Nah, lusa itu ada 4 lagi. Jadi, minggu ini adalah minggu yang relatif hectic. Kemudian yang di pipeline, paling tidak ada 4 lagi yang masih proses," ujarnya saat ditemui di gedung BEI Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Nyoman mengatakan masih optimistis untuk mencapai target IPO tahun ini. Mengacu pada data dua tahun terakhir, ada 45–47 perusahaan yang IPO pada paruh kedua.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan yang sedang mempersiapkan IPO pada paruh kedua membutuhkan waktu untuk menutup laporan keuangan semester untuk disertakan dalam dokumen persyaratan.
"Karena kan sekarang Juli, biasanya mereka butuh waktu untuk closing laporan keuangan Juni untuk nanti bisa disubmit ke bursa," sebutnya.
Nyoman mengungkapkan, jika ada perusahaan yang keluar dari pipeline biasanya disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, pemutahiran data atau informasi, pembaharuan laporan keuangan, perbaikan data, atau ditolak oleh BEI.
"Misalnya, dari sisi legal dokumen. Mereka membutuhkan waktu. Mereka membutuhkan jawab. Atau yang ketiga, memang ditolak oleh bursa," pungkasnya.
Adapun hingga Juni 2025, tercatat ada 14 perusahaan IPO di Bursa Efek Indonesia. Total penggalangan dana mencapai Rp 6,69 triliun. Secara jumlah, capaian IPO tahun ini turun 44% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Akan tetapi nilai penggalangan dana tahun ini lebih besar 87,92% dibandingkan Januari–Juni 2024.
Sementara itu, BEI menargetkan 66 perusahaan melantai perdana di Bursa pada tahun ini. Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada paruh kedua tahun lalu ada 17 perusahaan IPO, sehingga totalnya ada 42 perusahaan IPO sepanjang 2024 dengan nilai Rp 16,68 triliun.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: Permen Yupi Mau IPO, Begini Prospek & Kinerjanya!