Sempat Viral, Anak Penjual Ikan Kini Bersekolah di Sekolah Rakyat Medan

2 hours ago 3

Jakarta -

Muhammad Risky Pratama (12) pernah menjalani hari-harinya dengan mengayuh sepeda puluhan kilometer sambil mengangkut sekitar 30 kilogram ikan untuk dijajakan di kawasan Bagan Deli, Medan. Kini, kisah itu berganti. Risky resmi menjadi siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Medan, Sumatera Utara.

Sebelum bersekolah di lembaga pendidikan gratis tersebut, Risky membantu perekonomian keluarga dengan berjualan ikan sejak duduk di bangku kelas VI sekolah dasar. Aktivitas itu membuatnya terpaksa berhenti sekolah karena keterbatasan biaya.

"Bawanya pakai ember, ditaruh di setang sepeda," kata Risky dalam keterangan tertulis, Minggu (28/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak sulung dari empat bersaudara ini sejak kecil tinggal bersama kakek dan neneknya. Sang ibu merantau bekerja ke Malaysia sebelum kemudian ke Batam, sementara ayahnya bekerja sebagai nelayan di Pantai Labu.

Risky mengaku jarang bertemu kedua orang tuanya. Ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama kakek dan neneknya.

"Dari saya kelas 4 SD mama pergi ke Batam. Belum ada balik. Waktu itu pernah telepon, tapi cuma sekali saja. Kalau ayah, kadang habis melaut singgah di rumah nenek," ujarnya.

Sang kakek sehari-hari bekerja sebagai nelayan kerang di laut. Dalam sehari, kakeknya mampu menangkap 20 kilogram kerang. Hasil tangkapannya itu kemudian dijual kepada tengkulak seharga Rp 7 ribu per kilogram.

Meski harus ikut bekerja pada usia yang sangat dini, Risky tak pernah mengeluh. Sejak pukul 10.00 pagi, ia mulai berkeliling. Dagangannya terdiri dari ikan selayang pulpen, selayang dungun, kurin, trisi, hingga cumi dan udang.

Dalam sehari, ia bisa mendapatkan upah hingga Rp 100 ribu. Tak jarang, para pelanggannya juga memberikan uang lebih untuknya. Jika dagangannya tak habis, maka sisa ikan yang ia bawa akan dikembalikan kepada orang yang mempekerjakannya.

Kisahnya kala berjualan ikan sempat viral. Seseorang pernah merekam video dirinya tengah berkeliling menggunakan sepeda, menawarkan ikan yang dibawanya. Video itu pun mendapatkan sorotan dari warganet di berbagai platform media sosial.

Bak ketiban durian runtuh, setelah videonya viral, Risky mendapatkan uang sebesar Rp 100 juta dari banyak orang yang merasa iba dengan perjuangannya. Rezeki itu pun ia gunakan untuk membiayai pendidikannya hingga lulus bangku sekolah dasar dan memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Meski sudah lulus sekolah dasar, ia ternyata belum lancar membaca dan menghitung. Namun, bocah yang bercita-cita menjadi tentara ini akhirnya bisa lebih fokus untuk belajar setelah masuk di Sekolah Rakyat. Ia merasa senang berada di sekolah yang terbentuk atas gagasan Presiden Prabowo Subianto.

"Di sini enak, senang. Sekarang sudah bisa lebih lancar (membaca), agak ngeja-ngeja sikik," ucapnya.

(akn/ega)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |