Rupiah Terkapar Lawan Dolar AS, Ringgit Jadi Juara Asia

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja rupiah minggu ini biasa saja, tidak bagus juga tidak terlalu buruk, di mana mata uang Garuda hanya melemah tipis pekan ini.

Melansir Refinitiv, pada penutupan perdagangan Jumat (14/11/2025), rupiah menguat 0,18% ke posisi Rp 16.690/US$. Sepanjang pekan ini, rupiah terkoreksi tipis 0,06% secara point-to-point dengan sang greenback. Sedangkan sepanjang Oktober 2025, rupiah melemah 0,39%.

Meski begitu, jika dibandingkan mata uang Asia lainnya, kinerja rupiah bukan menjadi yang terburuk sepanjang pekan ini. Ada beberapa mata uang Asia lainnya yang justru ambles hingga nyaris 1% saat melawan dolar AS.

Ada tiga mata uang Asia yang mencatatkan kinerja terburuk pekan ini, yakni yen Jepang, peso Filipina, dan dong Vietnam. Yen ambruk 0,74%, sedangkan peso ambles 0,19%, dan dong merosot 0,17%.

Namun, ada beberapa mata uang Asia yang mampu melawan dolar AS, yakni ringgit Malaysia, won Korea, yuan China, dolar Singapura, dan dolar Hong Kong.

Kinerja dolar AS sepanjang pekan ini juga cenderung turun. indeks dolar AS (DXY), indeks yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia ini terpantau melemah 0,33% sepanjang pekan ini. Sedangkan pada perdagangan Jumat kemarin, indeks DXY hanya naik tipis 0,12% ke 99,27

Dolar AS melemah karena pemerintah AS dibuka kembali, membuat para pedagang bergulat dengan dampak jangka panjang yang akan ditimbulkan oleh penutupan tersebut terhadap kepercayaan terhadap mata uang AS dan menjelang banyaknya data tentang kesehatan ekonomi.

Penutupan ini merupakan penutupan pemerintahan AS yang terlama , yang menyebabkan kemacetan lalu lintas udara, memotong bantuan pangan bagi warga Amerika berpendapatan rendah, dan memaksa lebih dari 1 juta pekerja tidak digaji selama lebih dari sebulan.

"Penutupan sudah berakhir, tetapi seberapa cepat kita akan kembali normal? Seberapa cepat kita akan mendapatkan datanya? Seberapa cepat saya bisa melakukan analisis yang nyata dan akurat berdasarkan statistik Amerika yang tepercaya dari bulan September dan Oktober? Itu masih diragukan," kata Juan Perez, direktur perdagangan di Monex USA di Washington.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintah akan merilis laporan ketenagakerjaan yang diawasi ketat untuk bulan Oktober, tetapi tanpa tingkat pengangguran karena survei rumah tangga tidak dilakukan selama bulan tersebut.

Data tersebut dapat memengaruhi kebijakan Federal Reserve, meskipun lintasan suku bunga saat ini masih belum jelas.

Bank Indonesia (BI) buka suara perihal pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS. Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi oleh dinamika global yang masih membayangi. Namun, dia menegaskan BI tetap berkomitmen untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

"Tentunya, Bank Indonesia akan selalu berada di pasar untuk berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah dengan memanfaatkan semua instrumen yang kita punya," tegasnya saat ditemui di DPR RI, Kamis (13/11/2025).

Saat ini, menurutnya, BI masih memaksimalkan upayanya untuk mengelola instrumen yang dimiliki di pasar spor, NDF, DNDF dan pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Dia pun menegaskan bank sentral berkeyakinan prospek ekonomi Indonesia tetap bagus, pertumbuhan inflasi, pasar SBN dan cadangan devisa terjaga kondusif. Dengan demikian, dia yakin rupiah akan stabil dan cenderung menguat ke depannya.

"Dan kita berkeyakinan rupiah itu pelemahannya itu sementara berangsur-angsur juga akan menguat," ujarnya.

(ras/ras)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |