Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (30/12/2025).
Merujuk data Refinitiv, rupiah pada penutupan perdagangan menguat 0,15% atau terapresiasi ke level Rp16.755/US$. Sepanjang perdagangan hari ini, mata uang Garuda ini bergerak dalam rentang level Rp16.755/US$ hingga Rp16.785/US$.
Seiring dengan penguatan rupiah, indeks dolar AS (DXY) mengalami pelemahan tipis 0,03% pada pukul 15.00 WIB dan bertengger di level 98,006.
Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini masih dipengaruhi sentimen eksternal, khususnya penantian pelaku pasar global terhadap rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral AS yang dijadwalkan pada Rabu (31/12/2025) waktu AS.
Dalam risalah itu diperkirakan akan menggambarkan perbedaan pandangan di internal The Fed mengenai arah kebijakan suku bunga tahun depan, sehingga membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati.
Aktivitas perdagangan di pasar valuta asing juga relatif terbatas karena likuiditas yang menurun menjelang akhir tahun.
Indeks dolar AS yang saat ini berada dalam tren pelemahan di sepanjang 2025. Secara tahunan, indeks tersebut hampir membukukan penurunan sekitar 9,6%, yang menjadi pelemahan terdalam dalam delapan tahun terakhir.
Pelemahan dolar tersebut antara lain dipengaruhi oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, penyempitan selisih suku bunga dengan negara lain, serta kekhawatiran terkait kondisi fiskal dan dinamika politik di Amerika Serikat.
Fokus investor pekan ini masih tertuju pada risalah FOMC, terutama setelah The Fed memangkas suku bunga pada bulan ini namun telah menyampaikan bahwa kebijakan ke depan masih bergantung pada perkembangan data ekonomi lanjutan.
Sentimen tersebut mendorong pelaku pasar untuk kembali melakukan reposisi pada aset berisiko, terutama di emerging markets. Dalam konteks rupiah, kondisi ini turut menjadi salah satu faktor penopang penguatan pada perdagangan hari ini meski pelaku pasar masih cenderung berhati-hati sambil menunggu kejelasan arah kebijakan moneter The Fed ke depan.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]


















































