Rupiah Dibuka Stagnan, Dolar AS Bertahan di Rp16.720

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Nilai tukar rupiah dibuka stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Melansir data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (18/11/2025) rupiah dibuka tidak berubah seperti level penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp16.720/US$. Pada perdagangan sebelumnya, rupiah harus mengakui kekuatan dolar AS dengan koreksi 0,18% ke posisi Rp16.720/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB tercatat melemah tipis 0,05% ke level 99,541. Ini berbanding terbalik dengan penutupan sesi sebelumnya, ketika DXY justru menguat cukup agresif 0,29% ke posisi 99,588 pada Senin (17/11/2025).

Pergerakan rupiah hari ini diperkirakan akan bergerak terbatas karena pelaku pasar tengah menahan diri menanti keputusan Bank Indonesia (BI). RDG BI digelar mulai hari ini, dan keputusan mengenai arah suku bunga acuan BI rate akan diumumkan besok, Rabu (19/11/2025).

Pada RDG Oktober lalu, BI kembali menahan suku bunga acuan di level 4,75%. Keputusan itu diambil setelah sepanjang 2025 BI memangkas suku bunga total 125 basis poin (bps) sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi domestik dan tekanan global yang mereda pada semester I.

Dari sisi eksternal, pergerakan dolar AS yang menguat di pasar global seiring dengan beberapa pejabat The Fed pekan lalu juga menegaskan preferensi untuk menahan suku bunga, sehingga memperkecil peluang terjadinya pemangkasan suku bunga pada FOMC Desember mendatang.

Peluang pemangkasan kini turun ke 41%, dibanding 70% pada awal bulan.

Namun tekanan bagi dolar muncul setelah Gubernur The Fed Christopher Waller, salah satu suara dovish di bank sentral AS, kembali menyuarakan perlunya pemangkasan suku bunga di Desember.

Ia menilai pasar tenaga kerja AS kini berada pada kondisi mendekati perlambatan yang signifikan. Waller disebut sebagai salah satu nama yang sedang dipertimbangkan Presiden Donald Trump sebagai calon pengganti Jerome Powell ketika masa jabatan Powell berakhir pada Mei 2026.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menutup Pekan Naik Tipis, Dolar AS Turun ke Rp16.625

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |