Rupiah Dibuka Menguat, Dolar AS Turun ke Rp16.740

3 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia  Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pertama pekan ini, Senin (29/12/2025), setelah libur perayaan Natal.

Mengacu pada data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan pagi ini rupiah berada di level Rp16.740/US$, atau terapresiasi 0,06%. Sebelumnya, pada perdagangan terakhir sebelum libur panjang, Rabu (24/12/2025), rupiah ditutup menguat 0,09% ke posisi Rp16.750/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama dunia pada pukul 09.00 WIB tercatat melemah 0,06% ke level 97,970.

Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh dinamika dolar AS di pasar global. Dolar AS hingga awal pekan ini masih bergerak melemah, meskipun data produk domestik bruto (PDB) AS pada pekan lalu tercatat lebih kuat dari perkiraan pasar, tumbuh 4,3% secara tahunan.

Data tersebut sempat membuat pasar memangkas peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh bank sentral AS (The Fed) pada pertemuan FOMC berikutnya dari 20% menjadi 13%. Namun, seiring perkembangan pasar, probabilitas tersebut kembali meningkat dan kini berada di kisaran 18%, mencerminkan sikap investor yang tetap berhati-hati.

Tekanan terhadap dolar AS juga dipicu oleh ekspektasi kebijakan moneter global yang cenderung bergerak berlawanan arah. Pasar memperkirakan The Fed masih akan memangkas suku bunga sekitar 50 basis poin pada 2026, sementara bank sentral Jepang (BoJ) diproyeksikan justru akan menaikkan suku bunga tambahan sebesar 25 basis poin pada periode yang sama.

Dari sisi politik, pelaku pasar juga mencermati rencana Presiden Donald Trump yang akan mengumumkan kandidat Ketua The Fed baru pada awal 2026. Laporan beberapa media asing menyebut Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, sebagai kandidat terkuat dan dipandang sebagai figur yang cenderung dovish. Ekspektasi terhadap arah kebijakan yang lebih longgar tersebut turut menambah tekanan pada pergerakan dolar AS.

Dalam kondisi demikian, pelemahan dolar AS membuka peluang bagi aliran dana untuk beralih ke aset berisiko di emerging markets, termasuk Indonesia. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung bagi rupiah pada awal perdagangan pekan ini.

(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |