Polri memastikan penyebab kematian Reno Syahputrodewo dan Muhammad Farhan Hamid yang sempat dinyatakan hilang dan ditemukan tewas di gedung yang terbakar di Kwitang, Jakarta Pusat, karena terbakar. Polri mengatakan tidak ditemukan adanya tanda kekerasan di sisa kerangka Reno dan Farhan.
"Dari pemeriksaan, itu memang ada beberapa tulang yang kita periksa dari tulang tengkorak, tulang panjang dan tulang yang masih kita lihat, tulang panggul, memang di situ itu tidak ada kekerasan tumpul (seperti) bukti dia cedera atau terjatuh atau jatuh. Jadi memang kelihatan kalau dari sisa-sisanya organ dalamnya karena terbakar," ujar Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti di RS Polri, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumy memastikan penyebab Reno dan Farhan tewas karena terbakar. Dia mengatakan dari sisa kerangka dan organ yang diidentifikasi menunjukkan penyebab kematian mereka karena terbakar.
"Sehingga kami bisa menulis sebab kematiannya karena terbakar. Dan yang kedua, memang tidak ditemukan lengkap, sisa sisa organ dalam yang terbakar dengan beberapa tulang tidak signifikan bisa dinilai kekerasannya, sehingga kami juga tidak bisa menulis sebab kematian dua, karena hanya sisa sisa organ dalam yang terbakar," imbuhnya.
Sebelumnya, polisi menyelidiki temuan dua kerangka manusia di gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat. Gedung itu terbakar pada 29 Agustus dan dua kerangka baru ditemukan pada Kamis (30/10). Polisi mengambil sampel DNA dari keluarga dua orang yang dilaporkan hilang sejak 29 Agustus lalu.
Hasilnya, ternyata dua kerangka manusia itu adalah Reno dan Farhan yang sempat dilaporkan hilang di Posko Orang Hilang Polda Metro Jaya. Kerangka mereka diperiksa melalui sampel DNA yang telah diambil Polri.
"Nomor posmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputeradewo anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin," kata Brigjen Sumy Hastry.
"Nomor posmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid anak biologis dari Bapak Hamidi," sambungnya.
(zap/imk)

















































