Ribka PDIP Buka Suara Diadukan ke Bareskrim Buntut Pernyataan soal Soeharto

2 hours ago 1

Jakarta -

Ketua DPP PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning, siap menghadapi aduan di Bareskrim Polri soal pernyataan 'Soeharto bunuh jutaan rakyat'. Aduan ini dilayangkan Aliansi Rakyat Anti Hoaks (ARAH).

"Ya dihadapi saja," kata Ribka kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribka lantas ditanyai soal pernyataan yang sebelumnya dipersoalkan. "He-he-he... aku kan merasakan," ucapnya.

Dimintai konfirmasi terpisah, politikus PDIP Guntur Romli mengatakan apa yang disampaikan Ribka merupakan fakta. Ia mengaku heran Ribka justru diadukan ke pihak berwajib.

"Apa yang disampaikan Mbak Ribka Tjiptaning adalah fakta sejarah dan hasil Tim Pencari Fakta Komnas HAM 2012, tapi kok malah dilaporkan ke polisi?" kata Guntur Romli.

"Korban pembantaian tahun '65-'66 ada 3 juta adalah versi Sarwo Edhi Wibowo, yang waktu itu menjadi Komandan Pasukan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) yang juga diangkat sebagai pahlawan nasional tahun ini. Itu ada di buku 'G30S: Fakta atau Rekayasa' yang ditulis Julius Pour," tambahnya.

Guntur Romli mengatakan Ribka Tjiptaning siap menghadapi aduan dari ARAH. Ia menegaskan Ribka hanya menyampaikan fakta dari sejarah.

"Mbak Ribka siap menghadapi laporan, karena beliau hanya menyampaikan fakta sejarah dan hasil dari tim ad hoc Komnas HAM 2012 terkait kejahatan kemanusiaan '65-'66 yang harusnya ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung," ungkapnya.

Sebelumnya, Ribka diadukan karena mempertanyakan gelar pahlawan yang diberikan kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, dan menyebut Soeharto sebagai pembunuh jutaan rakyat.

"Kami datang ke sini untuk mengadukan pernyataan salah satu politisi dari PDIP yaitu Ribka Tjiptaning yang menyatakan bahwa Pak Soeharto adalah pembunuh terkait polemik pengangkatan almarhum Soeharto sebagai pahlawan nasional," kata Koordinator ARAH, Iqbal, kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/11/2025).

Pernyataan Ribka Tjiptaning

Ribka Tjiptaning sebelumnya mengkritik rencana pemerintah memberi gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dia mengatakan secara pribadi menolak keras rencana tersebut.

"Sudah ngomong di beberapa media loh. Kalau pribadi, oh, saya menolak keras. Iya, kan? Apa sih hebatnya si Soeharto itu sebagai pahlawan hanya bisa memancing, eh apa membunuh jutaan rakyat Indonesia," ujar Ribka kepada wartawan di Sekolah PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (28/10).

Dia menilai Soeharto tak pantas dijadikan pahlawan nasional. Sebab, kata Ribka, Soeharto merupakan pelanggar HAM.

"Udahlah, pelanggar HAM, membunuh jutaan rakyat. Belum ada pelurusan sejarah. Udahlah, nggak ada pantasnya dijadikan pahlawan nasional," tuturnya.

(dwr/gbr)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |