Jakarta, CNBC Indonesia - Hari kedua aksi demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR RI kembali digelar pada Jumat (29/8/2025). Demo semakin memanas setelah ada korban meninggal, seorang pengemudi ojek online (ojol) yang terrabrak kendaraan taktis milik Brigade Mobil (Brimob).
Tragedi tersebut memicu gelombang kemarahan sekaligus duka di tengah massa aksi. Merespons hal itu, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyerukan agar masyarakat kembali turun ke jalan.
"Hari ini kita turun ke jalan bukan hanya menolak kebijakan yang merugikan rakyat, tapi juga menolak wajah anarko aparat," tulis BEM SI dalam unggahan di akun media sosial resminya, @bemsi.official, Jumat (29/8/2025)
Adapun demo yang berlangsung dari kemarin Kamis juga diprakarsai oleh partai buruh, koalisi serikat pekerja, termasuk di dalamnya Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Tuntutan demo juga beragam mulai dari revisi UU TNI, tunjangan DPR, Tunjangan Hari Raya (THR) hingga kehidupan ojek online (ojol).
Demo kali ini nampaknya sudah mulai direspon pasar terpantau dari gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat hari ini sampai pukul 10.30 WIB turun tajam sampai 1,61% ke posisi 7.862,76.
Penurunan pada hari ini menjadi yang paling tajam secara harian, dalam kurun waktu setidaknya dua bulan, atau tepatnya sejak 23 Juni 2025.
Padahal, pada demo Kamis kemarin, IHSG belum terlalu merespon dan masih bergerak atraktif, bahkan sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di posisi sekitar 8022 secara intraday.
Biasanya, aksi demonstrasi besar seperti yang terjadi di depan Gedung MPR/DPR RI memang bisa memberikan sentimen negatif jangka pendek ke pasar.
Investor cenderung wait and see karena faktor ketidakpastian politik meningkat, apalagi kalau demo-nya memanas sampai menimbulkan korban jiwa. Hal ini bisa bikin IHSG bergejolak, khususnya di sektor-sektor yang sensitif terhadap stabilitas politik dan keamanan.
Adapun aksi demo kali ini bukanlah yang pertama digelar tahun ini. Sejak awal tahun, Indonesia terus menerus dibayangi demo besar, kalau dihitung sudah ada 11 kali demo besar. Dari data tersebut, terlihat jika pergerakan demo memang akan menekan IHSG. Berikut kami mengumpulkan data pergerakan IHSG selama terjadi demo pada tahun ini :
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)