Prabowo Kunjungi Yordania, Ternyata Rupiah Kalah Jauh Dibanding Dinar

1 day ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI, Prabowo Subianto bersama rombongan delegasi dari Indonesia, telah tiba di Yordania. Hal ini cukup menarik diperhatikan apalagi nilai tukar rupiah terhadap dinar Yordania terus melemah.

Prabowo mengunjungi Yordania pada Senin (14/4/2025) dan disambut hangat oleh Raja Yordania, Raja Abdullah II bin Al Hussein. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mempererat hubungan bilateral antar kedua negara.

Kedua kepala negara juga direncanakan untuk membahas kerja sama strategis dalam pertemuan bilateral yang melibatkan delegasi dari kedua negara. Dalam kesempatan tersebut, sejumlah nota kesepahaman (MoU) juga akan ditandatangani.

Selain itu, kunjungan ini merupakan bagian dari upaya diplomasi aktif Presiden di kawasan Timur Tengah untuk memperkuat hubungan strategis Indonesia dengan negara-negara mitra serta membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Yordania.

Rupiah Cenderung Melemah terhadap Dinar Yordania

Dilansir dari Refinitiv, pada Senin (14/4/2025) pukul 10:58 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dinar Yordania tampak cenderung melemah sepanjang 2025 ini secara year to date (ytd) yakni sebesar 4,19%.

Saat ini, nilai tukar dinar Yordania terhadap rupiah Indonesia berada di sekitar Rp23.612/dinar Yordania.

Artinya, jika Anda membawa mata uang Rp 10 juta maka hanya mendapat 423 dinar Yordania.

Beberapa alasan mengapa rupiah tampak cenderung terdepresiasi di hadapan dinar Yordania yakni:

Rupiah melemah terhadap dinar Yordania karena beberapa faktor utama:

  1. Perbedaan Fundamental Ekonomi: Dinar Yordania memiliki nilai yang lebih kuat karena didukung oleh kebijakan moneter yang stabil dan cadangan devisa yang cukup besar. Sementara itu, rupiah sering kali menghadapi tekanan dari inflasi dan defisit perdagangan.
  2. Ketergantungan pada Impor: Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi pada impor, terutama untuk barang-barang strategis. Hal ini menyebabkan tekanan pada nilai tukar rupiah.
  3. Pengaruh Global: Ketidakpastian ekonomi global, seperti kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS, dapat memengaruhi nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
  4. Kebijakan Moneter: Bank sentral Yordania memiliki kebijakan yang lebih konservatif dalam menjaga stabilitas dinar, sementara Bank Indonesia sering kali harus melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah.
  5. Permintaan dan Penawaran Mata Uang: Dinar Yordania memiliki permintaan yang lebih tinggi di pasar internasional dibandingkan rupiah, yang memengaruhi nilai tukar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |