Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi gagal bayar dan kredit macet di perbankan AS mengirim sinyal buruk yang membuat investor pasar saham global waswas.
Ketika sebagian pihak tidak dapat membayar kembali pinjaman bank, mungkin tidak berarti apa-apa bagi bank. Tetapi ketika puluhan ribu orang, bahkan yang memiliki peringkat kredit baik tidak mampu bayar, hal itu menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan perekonomian.
Dan ketika perusahaan-perusahaan bonafide gagal membayar pinjaman yang sangat besar, yang menyebabkan hapus buku dan hapus tagih hingga kebangkrutan, sudah saatnya bagi semua pihak untuk bertindak cepat.
First Brands, produsen suku cadang mobil dan dealer mobil Tricolor Holdings baru-baru ini mengajukan kebangkrutan pada bulan September. Bank-bank besar seperti Jefferies, UBS dan JPMorgan diketahui memiliki eksposur terhadap salah satu dari kedua perusahaan tersebut.
Pertanyaan kini muncul tentang bagaimana kejatuhan pemasok suku cadang mobil yang relatif tidak dikenal telah menyebar ke seluruh industri perbankan dan manajemen dana global, di mana miliaran dolar berpotensi terjerat dalam keruntuhan tersebut.
Kekhawatiran meningkat di Amerika Serikat pada hari Kamis ketika dua bank regional AS mengangkat isu pinjaman mereka.
"Ketika Anda melihat seekor kecoak, kemungkinan besar ada lebih banyak lagi," kata CEO JPMorgan, Jamie Dimon, dalam konferensi pers earning call bank awal pekan ini.
Dan kredit macet tidak hanya terjadi di sektor perbankan. Krisis keuangan global 2008 - yang menyebabkan jutaan orang diberhentikan dan perekonomian terjerumus ke dalam resesi - sebagian dipicu oleh krisis subprime mortgage, kala orang-orang tidak mampu membayar utang KPR mereka.
Berikut adalah sejumlah ketakutan investor yang membuat pasar saham global ambruk berjamaah.
Pertama, China menuduh AS sengaja memicu 'kepanikan'. Gedung Putih "secara serius mendistorsi dan membesar-besarkan" pembatasan logam tanah jarang Beijing, kata juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok pada hari Kamis, tetapi menambahkan bahwa pihaknya terbuka untuk berunding dengan AS.
Kedua, kekhawatiran akan kredit macet menyebar ke seluruh pasar keuangan. Saham bank regional dan bank investasi Jefferies merosot pada hari Kamis di Amerika Serikat karena semakin banyak tanda-tanda masalah dalam kredit bank yang muncul. Kekhawatiran atas pasar kredit dimulai ketika dua perusahaan yang terkait dengan otomotif bangkrut bulan lalu.
Ketiga. saham-saham AS anjlok karena kekhawatiran kredit. Indeks-indeks utama AS kehilangan keuntungan pada Kamis pagi di Amerika Serikat dan ditutup di zona merah. Pasar Asia-Pasifik sebagian besar melemah pada hari Jumat.
Pada perdagangan hari ini pasar keuangan global ramai-ramai melemah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 3% lebih pada perdagangan hari ini, Jumat, (17/10/2025). Hingga pukul 14.48 WIB, IHSG telah turun 3,22% ke 7863,32. Padahal, ketika pembukaan perdagangan di pagi hari tadi, IHSG sempat menguat 0,10% ke level 8.132,75.
Selanjutnya, berikut adalah kondisi pasar saham regional, global dan beberapa nilai tukar serta harga komoditas pilihan:
- Tokyo - Nikkei 225: TURUN 1,4 persen ke 47.582,15 (penutupan)
- Hong Kong - Indeks Hang Seng: TURUN 2,5 persen ke 25.253,80
- Shanghai - Indeks Komposit: TURUN 2,0 persen ke 3.839,76 (penutupan)
- London - FTSE 100: TURUN 1,4 persen ke 9.300,54
- Euro/dolar: NAIK $1,1705 dari $1,1692 pada hari Kamis
- Pound/dolar: NAIK ke $1,3443 dari $1,3436
- Dolar/yen: TURUN ke 149,54 yen dari 150,35 yen
- Euro/pound: NAIK ke 87,08 persen dari 87,02 pence
- West Texas Intermediate: TURUN 0,7 persen ke $57,05 per barel
- Brent North Sea Crude: TURUN 0,7 persen ke $60,62 per barel
- New York - Dow: TURUN 0,7 persen ke 45.952,24 (penutupan)
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Gak Main-Main! Ini Efek Dahsyat Trump 2.0 Buat Rupiah & Bursa RI