Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia buka suara, ihwal Organisation Economic Cooperation and Development (OECD) yang memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2025-2026. Perekonomian RI menurut OECD akan semakin sulit tumbuh hingga ke level 5%, sebagaimana target pemerintah.
Dalam laporan Economic Outlook terbaru OECD, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan hanya akan mencapai 4,7% pada tahun ini dan 4,8% pada 2026. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan Maret 2025 yakni 4,9% pada 2025 dan 5,0% pada 2026.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemangkasan proyeksi itu bukan hanya ditujukan OECD terhadap Indonesia semata, melainkan merata terhadap mayoritas negara, imbas kebijakan perang tarif dagang Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025.
"Memang pertumbuhan ekonomi dunia sekarang hampir seluruhnya terpangkas," kata Airlangga saat konferensi pers secara daring, Rabu (4/6/2025).
Airlangga mengatakan, potensi makin lemahnya pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia ini pun diamini Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala.
Perang dagang yang digenderangkan Trump melalui penerapan tarif resiprokal yang tinggi terhadap negara-negara mitra dagang utamanya, ia sebut bisa memangkas pertumbuhan ekonomi suatu negara sekitar 0,5% sampai dengan 0,7%.
"Sehingga diprediksi beberapa negara itu pertumbuhannya akan terpotong dari setengah sampai dengan 0,7%," tutur Airlangga.
Pemerintah Indonesia pun kata Airlangga telah mengantisipasi masalah ini melalui penguatan ekonomi di dalam negeri. Salah satunya dengan mengeluarkan lima insentif dalam paket kebijakan ekonomi kuartal II-2025 yang mayoritas diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat.
"Memang kami juga monitor dari berbagai negara di OECD, sebagian besar juga membuat paket-paket agar bisa menjaga daya beli masyarakatnya dalam situasi seperti sekarang," tegas Airlangga.
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Prabowo Gelontorkan Rp24,44 T Insentif Pertumbuhan Ekonomi
Next Article Selangkah Lagi Masuk OECD, RI Akan Masukan Dokumen Maret 2025