Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penarikan segera pasukan bersenjata dari Tripoli, Libya, menyusul meningkatnya ketegangan militer yang dikhawatirkan memicu bentrokan susulan di ibu kota negara tersebut.
Melalui pernyataan resmi Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL) yang dirilis Rabu malam waktu setempat, PBB menyampaikan kekhawatirannya atas "penumpukan militer yang terus berlanjut di dalam dan sekitar Tripoli".
"Pasukan yang baru-baru ini dikerahkan di Tripoli harus segera ditarik," tegas UNSMIL dalam pernyataan tersebut, seperti dikutip AFP pada Kamis (10/7/2025).
"Dialog, bukan kekerasan, tetap menjadi satu-satunya jalan yang layak untuk mencapai perdamaian dan stabilitas abadi di Tripoli dan di seluruh Libya," tambah pernyataan PBB.
UNSMIL juga memperingatkan seluruh pihak agar menghindari penggunaan kekuatan, terutama di area padat penduduk, serta tidak menggunakan retorika politik yang dapat memicu eskalasi.
Ketegangan ini menyusul bentrokan berdarah pada pertengahan Mei lalu antara pasukan loyalis pemerintah dan kelompok bersenjata kuat yang menuntut pembubaran pemerintahan. Bentrokan tersebut menewaskan sedikitnya enam orang.
PBB meminta seluruh pihak untuk "terlibat dengan itikad baik dalam upaya deeskalasi" dan mempercepat penerapan pengaturan keamanan yang sudah disepakati pascakonflik Mei lalu.
Sementara itu, dalam wawancara televisi awal pekan ini, Perdana Menteri Libya Abdelhamid Dbeibah menyerukan agar kelompok-kelompok bersenjata segera mengosongkan wilayah-wilayah yang mereka kuasai.
Salah satu titik panas adalah Bandara Mitiga di bagian timur Tripoli yang kini dikendalikan oleh kelompok bersenjata kuat, Pasukan Radaa.
Libya belum pulih dari kekacauan sejak penggulingan dan kematian pemimpin lama Moamer Kadhafi pada 2011. Negara ini kini terpecah antara pemerintahan Dbeibah yang diakui PBB di Tripoli dan pemerintahan saingan yang berbasis di wilayah timur.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Saudara Menggila di Sini, Jadi Krisis Kemanusiaan Terbesar