Jakarta, CNBC Indonesia — Ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat berbalik tajam pada akhir pekan lalu. Pelaku pasar kini menilai peluang The Fed untuk kembali memangkas suku bunga pada Desember semakin kecil, seiring menguatnya sikap sejumlah pejabat bank sentral dan belum pulihnya publikasi data ekonomi akibat penutupan pemerintahan AS.
Pada Jumat malam waktu AS, kontrak berjangka suku bunga jangka pendek menunjukkan bahwa trader memperkirakan sekitar 60% peluang The Fed tidak akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan 9-10 Desember mendatang.
Sehari sebelumnya, probabilitas itu masih seimbang, dan bahkan selama beberapa pekan sebelumnya pasar cenderung yakin pemangkasan akan tetap dilakukan setelah keputusan penurunan suku bunga dua bulan berturut-turut pada September dan Oktober.
Pergeseran cepat ini dipengaruhi oleh komentar tiga pejabat The Fed yang kembali menegaskan kekhawatiran atas inflasi. Presiden Fed Kansas Jeffrey Schmid, Presiden Fed Dallas Lorie Logan, serta Presiden Fed Cleveland Beth Hammack kompak menyatakan bahwa kondisi saat ini belum cukup kuat untuk mendukung penurunan bunga lanjutan.
"Tidak jelas apakah kebijakan moneter harus melakukan lebih banyak hal saat ini," ujar Hammack dalam acara Pittsburgh Economic Club, mengutip Reuters dari Refitiv, Minggu (16/11/2025).
Logan memberikan pandangan serupa dalam konferensi energi yang digelar bank sentral wilayah Dallas dan Kansas City.
"Menjelang pertemuan bulan Desember, saya rasa akan sulit untuk mendukung penurunan suku bunga lagi kecuali kita mendapatkan bukti yang meyakinkan bahwa inflasi memang turun lebih cepat dari ekspektasi saya atau bahwa kita melihat lebih dari sekadar pendinginan bertahap yang selama ini kita lihat di pasar tenaga kerja," katanya.
Schmid, yang sebelumnya menolak pemangkasan pada Oktober, menegaskan bahwa pandangannya belum berubah.
"Saya rasa pemotongan suku bunga lebih lanjut tidak akan banyak membantu menambal keretakan di pasar tenaga kerja, tekanan yang kemungkinan besar muncul akibat perubahan struktural dalam teknologi dan kebijakan imigrasi," ujar Schmid.
"Pemotongan suku bunga dapat berdampak lebih lama pada inflasi karena komitmen kita terhadap target 2 persen semakin dipertanyakan," lanjutnya
Di sisi lain, suara dovish tetap muncul dari Gubernur Fed Stephen Miran. Dalam dua penampilan televisi, Miran menyampaikan bahwa data ekonomi justru mendukung perlunya pemangkasan suku bunga tambahan.
Miran, yang sempat menginginkan pemangkasan lebih besar dibanding seperempat poin pada Oktober, kembali menegaskan pandangan tersebut. Ia juga dikenal selaras dengan pandangan Presiden Donald Trump yang menilai suku bunga The Fed masih terlalu tinggi.
Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menyatakan bahwa langkah pemangkasan yang sudah dilakukan merupakan upaya "asuransi" untuk mengantisipasi potensi pelemahan pasar tenaga kerja.
Namun dengan publikasi data ekonomi yang tertunda akibat penutupan pemerintahan, Powell menilai The Fed perlu berhati-hati hingga. Ia juga menegaskan bahwa keputusan pemangkasan pada Desember tidak dapat dianggap sebagai suatu kepastian.
Pasar pun tampaknya mulai sejalan dengan pesan tersebut. Walau arah sentimen bisa kembali berubah ketika publikasi data ekonomi dimulai pekan depan dan lebih banyak pejabat The Fed menyampaikan pandangannya, untuk saat ini para trader memilih mengambil posisi yang lebih konservatif: The Fed kemungkinan besar menahan suku bunga pada pertemuan Desember.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sinyal Kuat! The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Akhir Bulan Ini


















































