- Pasar keuangan Indonesia kompak menguat pada perdagangan terakhir pekan lalu. bursa saham dan rupiah terbang
- Wall Street ditutup beragam pada perdagangan kemarin di tengah pembicaraan dagang AS-China
- Inflasi AS, perkembangan pembicaraan dagang AS- China dan data-data ekonomi dalam serta luar negeri akan menggerakkan pasar hari ini.
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup kompak menguat pada perdagangan terakhir pekan lalu, Kamis (5/6/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami apresiasi, dan Surat Berharga Negara (SBN) diborong asing.
Pasar keuangan domestik hari ini, Selasa (10/6/2025) masih akan bergerak volatil bagi IHSG, rupiah, maupun SBN. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
Pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu, Kamis (5/6/2025), IHSG ditutup menguat 0,63% ke level 7.113.
Nilai transaksi indeks pada saat itu mencapai sekitar Rp16,41 triliun dengan melibatkan 23,02 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,34 juta kali. Sebanyak 279 saham menguat, 332 saham melemah, dan 197 saham stagnan.
Investor asing juga tercatat outflow dari pasar saham Indonesia sebesar Rp720, miliar (all market) dengan rincian net sell sebesar Rp42,48 miliar di pasar reguler dan Rp678,32 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Secara sektoral, tujuh dari 11 sektor berada di zona hijau, apresiasi paling signifikan yakni pada sektor basic industry sebesar 1,74%.
Sedangkan empat sektor lainnya justru ditutup melemah. Depresiasi paling signifikan yakni sektor healthcare yang terkoreksi 1,07%.
Sementara dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (5/6/2025) ditutup di posisi Rp16.270/US$ atau menguat 0,09%.
Data ketenagakerjaan dari AS pada akhirnya menekan indeks dolar AS (DXY) dan membuat rupiah perkasa.
Laporan ketenagakerjaan ADP menunjukkan sektor swasta hanya menambahkan 37.000 pekerja ke dalam daftar gaji mereka pada Mei 2025, jumlah terendah sejak Maret 2023. Angka ini turun dari revisi ke bawah sebesar 60.000 pada April dan jauh di bawah perkiraan sebanyak 115.000.
Sektor jasa menyumbang 36.000 pekerjaan baru, dipimpin oleh sektor hiburan/perhotelan (38.000), kegiatan keuangan (20.000), dan informasi (8.000), sementara terjadi kehilangan pekerjaan di sektor profesional/jasa bisnis (-17.000), pendidikan/kesehatan (-13.000), serta perdagangan/transportasi/utilitas (-4.000). Selain itu, sektor produksi barang kehilangan 2.000 pekerjaan, karena penurunan di sektor sumber daya alam/pertambangan (-5.000) dan manufaktur (-3.000) mengimbangi kenaikan 6.000 pekerjaan di sektor konstruksi.
Sementara itu, pertumbuhan gaji tahunan untuk pekerja yang tetap di pekerjaan mereka hampir tidak berubah di angka 4,5%, dan gaji untuk pekerja yang berpindah pekerjaan naik 7%, tetap sama dengan angka revisi April.
"Setelah awal tahun yang kuat, perekrutan mulai kehilangan momentum. Namun, pertumbuhan gaji pada Mei hampir tidak berubah, tetap berada di tingkat yang tinggi baik untuk pekerja yang bertahan maupun yang berpindah pekerjaan," kata Dr. Nela Richardson, kepala ekonom ADP.
Sementara itu, PMI jasa ISM mengisyaratkan kontraksi pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam hampir setahun, mencerminkan penurunan tajam dalam bisnis baru dan meningkatnya biaya input yang kemungkinan diperburuk oleh kenaikan tarif baru-baru ini.
Pasar biasanya mengaitkan lemahnya data ketenagakerjaan dengan menurunnya prospek ekonomi, sehingga mengurangi permintaan terhadap USD sebagai aset berbunga tinggi.
Selanjutnya, beralih pada imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau turun 0,85% ke angka 6,751%.
Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini bahwa investor tampak melakukan aksi beli.
Pages