Netanyahu Tiba-Tiba Beri Sinyal Mau Damai ke Hamas, Perang Gaza End?

18 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali buka suara soal kemungkinan perdamaian dengan milisi penguasa Gaza, Hamas. Hal ini terjadi saat Tel Aviv masih menggempur Gaza guna mengalahkan kelompok itu.

Mengutip AFP, Jumat (11/7/2025), Netanyahu mengatakan Israel siap untuk merundingkan kesepakatan permanen dengan Hamas untuk mengakhiri perang di Gaza ketika jeda sementara permusuhan dimulai. Namun ia mengatakan bahwa kelompok itu harus terlebih dahulu menyerahkan senjata mereka dan kendali mereka atas wilayah Palestina.

"Kegagalan untuk mencapai kesepakatan berdasarkan persyaratan Israel akan mengarah pada konflik lebih lanjut," tutur Netanyahu.

Netanyahu, yang berada di bawah tekanan domestik untuk mengakhiri perang karena jumlah korban militer yang terus meningkat, mengatakan melucuti senjata dan menetralkan Hamas adalah kondisi fundamental bagi Israel.

"Jika ini bisa dicapai melalui negosiasi, bagus," katanya. "Jika tidak bisa dicapai melalui negosiasi dalam 60 hari, kita harus mencapainya melalui cara lain, dengan menggunakan... kekuatan tentara heroik kita."

Pejabat senior Hamas Bassem Naim mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya tidak akan menerima pelanggengan pendudukan tanah kami. Ia juga menolak bila warga Gaza dan Palestina lainnya terus digiring ke "daerah kantong terlindungi" di wilayah padat penduduk itu.

"Kami juga ingin mengakhiri pengiriman bantuan oleh kelompok yang didukung AS dan Israel, sebuah sistem yang menyebabkan puluhan orang terbunuh saat mencari jatah makanan," tandasnya.

Sejauh ini, negosiasi tidak langsung telah berlangsung antara kedua belah pihak di Qatar, dan para militan telah setuju untuk membebaskan 10 dari 20 sandera yang masih hidup dalam penawanan sejak serangan 7 Oktober 2023 yang memicu perang.

Poin-poin yang menjadi perdebatan termasuk tuntutan Hamas untuk kelancaran aliran bantuan ke Gaza dan penarikan militer Israel dari wilayah tersebut. Hamas juga menginginkan jaminan nyata untuk perdamaian yang abadi.

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan kemajuan telah dicapai. Namun ia mengakui dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Austria Die Presse bahwa menyelesaikan semua masalah kompleks kemungkinan akan memakan waktu beberapa hari lagi.

"Masih ada perbedaan besar, terutama mengenai pertanyaan bagaimana Hamas akan dicegah untuk mengendalikan Gaza setelah perang," pungkasnya.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Hamas Setuju Gencatan Senjata, Ini Jawaban Israel dan AS

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |