MMP Bersiap Operasikan Smelter Nikel Matte dan Feronikel Tahun Ini

1 day ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mitra Murni Perkasa (MMP) sebagai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menargetkan bisa menjalankan commissioning atau operasi komersial pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel dalam beberapa bulan ini.

Achmad Zuhraidi Direktur Keuangan PT Mitra Murni Perkasa (MMP) menyatakan, smelter nikel ini akan menghasilkan dua produk, diantaranya feronikel dan nikel matte. Adapun untuk lokasi smelternya berada di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).

Untuk produksinya, Zuhraidi menargetkan, bisa menghasilkan sebanyak 28.000 nikel matte per tahun dan 100.000 ton feronikel per tahun. "Teknologi smelter ini bisa menghasilkan dua produk, bisa di switch mau menghasilkan produk yang mana. Misalnya minggu ini mau mengeluarkan nikel matte, tidak bisa bersamaan," ungkap Zuhraidi usai acara Indonesia Critical Minerals Convex 2025 di Jakarta, kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (5/6/2025).

Nah, untuk menghasilkan produk nickel matte atau feronikel dibutuhkan bijih nikel sebanyak 2 juta ton per tahun. Bahan baku tersebut akan diambil dari tambang nikel milik perusahaan afiliasi di Sulawesi dan beberapa pertambangan nikel. "Kalimantan kelihatannya tidak ada nikel, kami ambil dari Sulawesi," ucap dia.

Strateginya, kata Achmad agar tetap efisien dalam logistik pengambilan nikel di Sulawesi menggunakan anak perusahaan di satu grup yang berbisnis batubara. "Jadi kami angkut batu bara ke Sulawesi, pulangnya kapal akan diisi oleh bijih nikel, grup kamu juga punya tambang batubara di Kaltim," ungkap dia.

Dia menjelaskan smelter yang dibangun perusahaan akan bertahap sampai dengan enam line. Tahun ini baru akan terbangun dua line produksi. Sementara listrik yang dipakai oleh perusahaan dalam mengoperasikan smelter memakai jaringan listrik PLN. "Kami juga sudah dapat sertifikat REC dari PLN," terang dia.

Dengan memakai listrik dari PLN, perusahaan tidak perlu membangun pembangkit listrik sendiri. Sehingga dari sisi cost energi menjadi sangat efisien. "Untuk empat line berikutnya yang akan dibangun jenis produk olahan nikelnya juga masih melihat pasar global," ucap dia.

Namun yang pasti, Achmad mengatakan, produk nikel hasil olahan tersebut nanti masih di ekspor karena kebutuhan di dalam negeri belum ada.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Penambang-Smelter Tak Sepakat HPM, Hilirisasi Mineral Terancam?

Next Article Video: Tahun 2025 Penuh Tantangan, Industri Smelter RI Masih Bertaji?

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |