Menbud & Menteri iTaukei Affairs Fiji Bahas Kerja Sama Strategis Budaya

2 hours ago 1

Jakarta -

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud) menginisiasi penyelenggaraan forum budaya internasional Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025 bertajuk Celebrating Shared Cultures and Community Wisdom di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Dalam forum budaya yang menyatukan Indonesia dengan negara-negara kawasan Pasifik ini, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud), Fadli Zon turut melangsungkan pertemuan bilateral dengan Menteri iTaukei Affairs Republik Fiji, Ifereimi Vasu. Fadli Zon yang turut mengagumi keindahan Fiji menegaskan kembali semangat persahabatan antara Indonesia dan negara-negara Kepulauan Pasifik, serta membuka peluang untuk memperdalam kolaborasi di berbagai bidang kebudayaan.

Fadli Zon menyampaikan terima kasih atas kehadiran Republik Fiji dalam gelaran IPACS 2025. Fadli Zon juga memaparkan sejumlah potensi kerja sama yang dapat dikembangkan. Seperti di antaranya, menggali potensi budaya melalui skema joint nomination untuk Warisan Budaya Takbenda, penyusunan Nota Kesepahaman (MoU) di bidang kebudayaan, serta penguatan people-to-people connection melalui berbagai program budaya antara kedua negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita bisa mengajukan Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO dengan skema joint nomination, yang juga bisa melibatkan negara di kawasan Pasifik lainnya, misalnya Bakar Batu," kata Fadli Zon dalam keterangannya, Kamis (13/11/2025).

Adapun Bakar Batu memiliki makna yang mendalam. Tradisi ini menjadi wujud solidaritas serta gotong royong yang menandai peristiwa penting. Bakar Batu kerap dijumpai dalam acara kebudayaan dan festival sebagai simbol persatuan dan identitas. Lebih dari itu, tradisi ini juga memperkenalkan nilai luhur yang penuh makna kepada generasi muda dan masyarakat luas.

"Terkait dengan kerja sama dengan UNESCO, kami menyampaikan apresiasi dan ketertarikan untuk dapat bekerja sama," ujar Ifereimi yang menyambut baik inisiasi tersebut.

Sementara itu, berkaitan dengan MoU sebagai payung hukum kerja sama, dirinya juga membahas untuk melanjutkan dan menguatkan kerja sama regional dan bilateral yang telah dibentuk. Ifereimi menyoroti pentingnya pengembangan industri kreatif berbasis teknologi dan pemberdayaan generasi muda sebagai kunci dalam memperkuat ekosistem kebudayaan di kawasan Pasifik.

Fiji juga menyatakan ketertarikannya untuk belajar dari pengalaman Indonesia dalam pengelolaan museum serta pengembangan konten kreatif sebagai media pembelajaran budaya yang inovatif.

Tak hanya memperkuat diplomasi budaya sebagai fondasi kolaborasi, peluang beasiswa turut dibahas sebagai jembatan penting dalam memperluas pemahaman lintas budaya. Menanggapi inisiasi ini, Fadli Zon sambut baik beasiswa yang bisa dikembangkan di area budaya, seni, hingga warisan budaya. Tak hanya itu,

Fadli Zon juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki beragam institusi seni unggulan yang dapat menjadi mitra kolaborasi. Lebih lanjut, Ifereimi mengapresiasi penyelenggaraan IPACS 2025.

"Selamat atas penyelenggaraan IPACS, ini menjadi ruang kerja sama serta penguatan budaya bagi negara-negara kawasan Pasifik," pungkasnya.

Melalui pertemuan bilateral ini, Indonesia dan Fiji menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat diplomasi kebudayaan sebagai jembatan persahabatan di kawasan Pasifik. Kolaborasi kedua negara diharapkan tidak hanya memperkaya pertukaran nilai budaya dan kreativitas, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada masyarakat, nilai budaya, dan lingkungan.

Kerja sama ini tidak hanya mempererat hubungan antarnegara, tetapi juga meneguhkan komitmen bersama untuk menjaga warisan budaya, memperkuat identitas, serta menciptakan masa depan yang harmonis dan berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik.

Sebagai informasi, Fadli Zon, yang dalam kesempatan ini didampingi oleh Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D Retnoastuti; Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan, Masyithoh Annisa Ramadhani; Direktur Kerja Sama Kebudayaan, Mardisontori; dan Direktur Promosi Kebudayaan, Undri. Acara ini juga turut dihadiri oleh perwakilan Direktorat Pasifik dan Oseania, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

(ega/ega)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |