Masuk Susah Payah, Mahasiswa Kampus No 1 Dunia Kini Pilih Kabur

22 hours ago 1

akarta, CNBC Indonesia - Upaya pemerintahan Trump untuk menghentikan penerimaan mahasiswa internasional di Universitas Harvard telah memicu kekhawatiran masyarakat. Hal ini diungkapkan Direktur Layanan Imigrasi Harvard, Maureen Martin, dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada Rabu.

Melansir The New York Times, Martin mengungkap bahwa tak terhitung jumlah mahasiswa internasional bertanya soal kemungkinan pindah kampus. Banyak pula yang takut menghadiri wisuda mereka sendiri.

Beberapa mahasiswa AS juga menyatakan keraguan untuk melanjutkan studi di kampus tanpa kehadiran mahasiswa internasional. Sejumlah mahasiswa mengaku mengalami gangguan saat tiba di bandara karena visa Harvard yang mereka miliki.

Keterangan ini menjadi bagian dari gugatan hukum Harvard terhadap pemerintahan Trump atas kebijakan pelarangan tersebut. Seorang hakim telah memblokir sementara kebijakan itu, dan sidang perdana antara kedua pihak dijadwalkan Kamis ini.

Martin menyebut banyak mahasiswa dan peneliti internasional kini mengalami tekanan emosional berat. Kondisi itu berdampak pada kesehatan mental mereka dan membuat mereka kesulitan untuk fokus belajar.

Jika kebijakan itu diberlakukan, maka sekitar 5.000 mahasiswa aktif serta 2.000 lulusan baru Harvard yang mengikuti program kerja pascasarjana akan terdampak. Kebijakan itu juga mencakup mahasiswa baru yang akan mulai studi di Harvard.

Pelarangan ini disebut sebagai serangan terbaru pemerintahan Trump terhadap Harvard, yang dituding gagal menangani antisemitisme. Pemerintah AS bahkan telah membekukan dana hibah dan kontrak senilai sekitar US$3 miliar untuk para peneliti Harvard.

Sebelum pengumuman resmi dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), pemerintah AS juga sempat meminta data mendalam tentang mahasiswa internasional Harvard. DHS menuduh pihak universitas menciptakan lingkungan kampus yang tidak aman dan membiarkan aksi kekerasan terhadap mahasiswa Yahudi.

Mahasiswa internasional juga khawatir akan berpisah dengan pasangan mereka di AS jika tak bisa kembali dari luar negeri. Beberapa bahkan membatalkan rencana pulang kampung karena takut tak diizinkan masuk kembali ke AS.

Martin menyatakan, dalam hitungan jam setelah keputusan diumumkan, pemegang visa Harvard langsung menghadapi pemeriksaan tambahan. Bahkan, seorang mantan kepala negara yang kini menjadi fellow di Harvard Kennedy School ikut terkena imbas pemeriksaan ini.

Kecemasan juga merambah ke luar komunitas kampus. Sejumlah konsulat asing di AS telah menghubungi Harvard untuk meminta klarifikasi mengenai dampak kebijakan ini terhadap warga mereka.

Martin menjelaskan bahwa proses pindah kampus bukan hal mudah bagi mahasiswa Harvard. Tenggat pendaftaran sudah lewat di banyak kampus, dan pilihan program doktoral sangat terbatas.

Namun, sejumlah universitas luar negeri telah berupaya merekrut mahasiswa Harvard. Salah satunya Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, yang menawarkan proses penerimaan lebih mudah dan dukungan akademik bagi mahasiswa Harvard.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Resmi Larang Harvard University Terima Mahasiswa Asing

Next Article Kebijakan Trump Kembali 'Makan Korban' Baru: Universitas Harvard

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |